Thursday, December 18, 2008

jika A = B maka B = A

Mari kita kembali ke pelajaran Aljabar. Jika A = B maka B = A. Jika A∈B maka B superlatif dari A. Artinya, A adalah bagian dari B dan B lebih besar dari A. Secara matematis, A adalah subset dari B.

Bali adalah bagian dari Indonesia. Apakah Bali = Indonesia ? Tidak mungkin kita mengatakan Indonesia = Bali, bukan ?

Itulah kenyataan di mata orang Korea. Banyak dari orang Korea tidak mengetahui Indonesia. Mereka hanya tahu yang namanya Bali. Dan, ketika mereka mengetahui keindahan Bali, maka teori Aljabar di atas ternyata berlaku. Pemikiran bahwa Bali ∈Indonesia dianggap keliru. Karena, mereka melihat Indonesia = Bali, meskipun Bali adalah salah satu propinsi di Indonesia.

Satu hal yang membuat saya senang adalah ketika salah satu teman Korea saya, sekembalinya dari sebuah konferensi di Bali, dia mengatakan bahwa orang Indonesia bisa berbahasa Inggris dengan baik. (yang dia maksud adalah orang Bali bisa berbahasa Inggris dengan baik). Nah, tentu saja saya kaget bukan main. Pemikiran ini sangat berbeda dengan kita orang Indonesia asli, bukan ?

Kita pasti akan mengatakan bahwa orang Indonesia mayoritas kurang fasih berbahasa Inggris. Masyarakat Bali bisa berbahasa Inggris karena daerah mereka adalah daerah pariwisata. Dan, hal itulah yang memaksa mereka untuk bisa berbahasa Inggris. Sedangkan daerah lain tidak mengarah khusus pada sebuah tujuan pariwisata, sehingga kemampuan berbahasa Inggris hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu.

Setelah berbincang mengenai bahasa Inggris, teman saya juga mengatakan ternyata Indonesia itu indah sekali. Nah lo... Indonesia itu indah.. atau Bali itu indah ? Sebuah pernyataan yang kurang tepat secara matematis di atas, bukan ? Kalau teman saya datang ke perkampungan kumuh di salah satu daerah terpelosok, dia bisa kaget bukan main tuh. :)

Dengan merefleksikan hal di atas, begitulah juga dengan kehidupan kita. Hidup kita ini bagaikan sebuah himpunan yang sama dengan kondisi di atas. Siapakah kita ? orang Indonesia ? Kalau begitu, ketika kita berbuat baik, pasti akan ada komentar yang mengatakan bahwa orang Indonesia baik. Mengapa ? Karena kita orang Indonesia sudah berbuat kebaikan kepada dirinya.

Jati diri kita tidak akan lepas. Sesuatu yang lebih besar (kewarganegaraan, tempat kerja, status kita, nama keluarga, dll.) akan melekat dalam diri kita dan menjadi sebuah superlatif yang perlu diperhatikan. Ketika kita salah melangkah, maka efeknya bukan hanya kepada kita, tetapi kepada nama superlatif yang kita bawa. Ketika kita (orang Indonesia ) mencuri, maka bisa dikatakan bahwa orang Indonesia itu suka mencuri.

Adakah saudara pernah memperhatikan hal ini ? Sudahkah kita ingat siapa diri kita sebenarnya ? Apakah saya = orang Indonesia ? Apakah saya = pelajar ? Apakah saya = pendidik ? Apakah saya = karyawan ? Saya menyandang sebuah jati diri yang lebih besar, daripada sekedar nama atau ID yang unik. Saya membawa sebuah nama yang general daripada sekedar nama yang tercantum di kartu nama. Begitu pula saudara....

Oleh karena itu, marilah kita melakukan perbuatan baik .. dimanapun kita berada, karena kita bukan hanya membawa nama kita sendiri, tetapi kita juga membawa nama superlatif kita... nama negara, nama daerah, nama suku, nama keluarga, jabatan kita, status kita, dll.

Tuesday, December 16, 2008

Apa artinya TRUST ?

Ketika kita menerjemahkan Trust menjadi kata PERCAYA, sepertinya susah sekali untuk bisa melakukan hal itu di antara sesama manusia. Kata Percaya itu hanya diperuntukkan bagi sesama sahabat, keluarga, atau orang terdekat kita. Tapi, ada juga suami-istri yang sudah tidak bisa saling percaya lagi. Nah, bagaimana itu ?

Semua ujian yang diselenggarakan di PNU, mayoritas dikerjakan oleh mahasiswanya menggunakan pensil. PENSIL ???? .. iya... pensil.

Bukankah kalau menggunakan pensil itu tidak sopan ? Bukankah kalau menggunakan pensil itu nantinya bisa membuat peserta ujian lebih mudah "mencontek" ? Bukankah kalau menggunakan pensil, akan lebih mudah diganti oleh peserta ujian ketika melakukan protes nilai ? Bukankah kalau menggunakan pensil itu ada celah bagi peserta ujian untuk memanfaatkan sumber daya yang lain karena kemudahannya untuk dihapus ? dan lain sebagainya...

Pertanyaan-pertanyaan seputar hal di atas akan terus bermunculan. Bahkan, saya pribadi telah menuliskan petunjuk pengerjaan tes di soal ujian "WAJIB MENGGUNAKAN BOLPOIN". Hal ini memang lebih mengantisipasi terjadinya kecurangan dalam ujian.

Tetapi bagaimana dengan ujian yang menggunakan sistem koreksi otomatis dengan karbon ? Tentunya hal itu memerlukan supervisi khusus agar dapat meminimalkan kecurangan yang ada. Namun, yang terjadi di PNU bukan ujian dengan sistem koreksi otomatis tersebut, melainkan ujian essay, ujian hitungan matematis, ujian programming, ujian database, dan segala ujian yang berkaitan dengan Teknik Industri.

Rupanya, professor memiliki kekuatan yang powerful. Meski tes dikembalikan, ataupun tidak dikembalikan, professor memiliki penilaian yang sangat subjectif dan bisa dibilang objektif karena wajar dari sisi mahasiswa maupun dosen yang bersangkutan. Dan, menariknya adalah... tidak ada mahasiswa yang berniat melakukan penggantian karena kesalahan yang dia lakukan di kertas ujian ketika hasil ujian dibagikan.

Kultur / Budaya TRUST sudah mendarah daging di kehidupan orang Korea. Tentunya tidak semua orang bisa dipercaya. Tetapi, didikan tersebut telah ditanamkan sejak kecil, sejak TK. Dan, ketika ada orang yang melanggar TRUST tersebut, otomatis lingkungan akan menyisihkan dia.. memusuhi dia, bahkan mengusir dan memaki2 dia sebagai seseorang yang tidak layak dipanggil sebagai seorang berkewarganegaraan Korea. mengerikan bukan ?

Tuesday, November 4, 2008

Mau hidup enak ? Hidup susah dulu dong...

Kata orang, hidup enak itu identik dengan kaya raya, kesenangan, rumah mewah, mobil mewah, tidak perlu bekerja, dsb. Tapi, ada sebagian orang yang bisa menikmati hidup enak dengan hidup berkecukupan. (pokoknya cukup, ga perlu berlebihan). Kalau begitu, bagaimana caranya bisa hidup enak ?

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Pepatah ini sepertinya cukup bijaksana untuk menggambarkan sebuah kehidupan. Ketika kita langsung mendapatkan hidup enak, maka kita akan mengalami kesusahan suatu hari kelak. Tetapi ketika kita merasakan susah dan penderitaan di awal-awal, yakinlah bahwa suatu hari kelak, kita akan mendapatkan kehidupan yang lebih enak karena bekal kehidupan susah saat ini.

Seorang anak muda mendapat wahyu untuk melakukan sebuah pekerjaan sederhana. Tuhan datang kepadanya dan berkata "kamu harus mendorong batu yang besar itu sampai batu itu bisa bergerak". Batu itu ternyata setinggi hampir sama dengan tinggi badannya dan lebarnya hampir sama dengan ukuran tinggi badannya.
Hari pertama dia mendorong, dan sia-sialah usahanya. Hari kedua dia mendorong, ternyata juga tidak bergerak. Hari ketiga, dia mulai bertanya-tanya dalam hati, apakah memang benar hal ini yang dikehendaki Tuhan ? Ternyata wahyu itu terus mengingatkan si anak ini untuk tetap taat pada perkataan Tuhan.
Lewat satu minggu, batu itu tidak bergerak. Lewat dua minggu, batu itu tetap di tempatnya. Satu bulan, batu itu tetap tak bergeming sedikitpun.

Manusia bisa capek kan ? Akhirnya si anak muda ini berkeluh kesah kepada Tuhan, "Tuhan, kenapa Engkau menyuruh aku mendorong batu yang besar tanpa ada maksud apa2 ? Sampai saat ini pun, aku masih tidak bisa menggerakkan batu itu, seperti yang kau minta." Tuhan akhirnya menjawab "Anakku, batu itu memang tidak bergerak. Tetapi usahamu tidak sia-sia. Lihatlah, sekarang engkau tidak sama seperti dahulu yang lemah. Engkau sekarang lebih kuat daripada yang dulu. Dan, untuk itulah Aku meminta engkau mendorong batu itu."

Dibalik sebuah kesusahan, ada kenikmatan yang menanti kita. Apabila kita bisa bertekun dalam sebuah kesusahan dan mencari jalan keluar dari kesusahan tersebut, maka kita bisa keluar dari badai dan menikmati keindahan hidup setelah badai tersebut. Kalau mau hidup enak, kita harus merasakan kehidupan susah dulu sehingga kita bisa benar-benar menikmati hidup dengan kerendahan hati kita, bukan karena kuat dan gagah kita, tetapi karena kemurahan Tuhan untuk kita.

Friday, October 24, 2008

Anda punya waktu 3 menit!

Kemarin saya mengalami sebuah hal yang cukup menegangkan. Saya bersama rekan-rekan satu laboratorium harus men-demo-kan sebuah software buatan lab kami sebagai hasil dari sebuah penelitian. Dan, kami harus bisa menunjukkan hasil real dari software tanpa ada kesalahan apapun kepada direktur dari Research Center. Kesalahan sekecil apapun akan menimbulkan masalah yang cukup besar bagi masa depan lab kami.

Tiba di harinya untuk demo, ternyata ada banyak hal yang terjadi di luar dugaan. Banyak error bermunculan dan perlu pekerjaan yang sangat detail untuk meminimalkan error yang terjadi. Tetapi, karena anggota lab kami hanya 3 orang (1 orang mahasiswa baru, dan 1 orang lain mengerjakan bagian yang lain) maka hanya saya yang bekerja. Dan, sepertinya hal itu tidak mungkin dikerjakan hanya oleh 1 orang saja.

Pada saat jam presentasi, kami semua hanya bisa berharap-harap cemas agar program bisa berjalan lancar dan direktur tidak bertanya macam2. Dan, ketika beliaunya datang, beliau mengatakan "mohon presentasinya singkat, jelas, padat dalam 3 menit saja karena saya ada hal-hal lain yang harus saya selesaikan". (sambil dia menekan stopwatch untuk memperhatikan benar2 apakah waktu'nya tepat 3 menit)

3 MENIT ??? Waaaa... ini presentasi tersingkat yang saya pernah hadapi. 3 menit presentasi yang akan menentukan masa depan lab kami. Mau tidak mau, kami harus berpikir singkat bagaimana cara memberi kesan baik kepada sang direktur.

1 menit pertama, presentasi yang dibawakan oleh teman Korea saya berhasil memukau. Dan, pada menit ke-2 dia langsung menyampaikan pesan kepada asistennya mengenai hal-hal yang perlu dilakukan di kemudian hari. Dan, berakhirlah presentasi kami pada menit yang ke3.

Sungguh sebuah pengalaman yang menghebohkan. 3 menit yang tidak pernah kami duga akan dilalui dengan perasaan yang sangat deg-degan. Dan, tentunya kami harus bisa survive dengan perubahan sewaktu-waktu seperti itu, dimana persiapan kami adalah 10 menit presentasi.

Sama dengan hidup kita, semuanya ingin yang serba instan. Semakin cepat selesai, akan semakin baik. Oleh karena itu, berikan hasil yang terbaik dengan waktu yang sesingkat mungkin. Itulah impian dunia masa depan. Tetapi, bagaimana dengan hidup kita ? Berikan hasil yang terbaik dengan investasi waktu yang kita miliki. Itu akan menunjukkan kualias hidup kita.

Wednesday, October 15, 2008

Tetap bertahan & bertekun

Minggu-minggu ini adalah hari-hari yang paling melelahkan sepanjang studi saya. Bagaimana nggak capek, setiap hari mendengar teguran dan omelan dari professor ? Bagaimana nggak capek, setiap jam mendengar omelan dari senior ? Bagaimana nggak capek, kesalahan yang terjadi tidak bisa aku perbaiki dengan cepat karena aku sendirian ? Sendirian dan sendirian. Pekerjaan besar yang harus dilakukan sendirian. hmmmmm.....

Dalam hal ini, siapa yang salah ?

Saya rasa, ketika sebuah badai hidup terjadi, tidaklah tepat untuk mencari siapa yang salah. Alangkah indahnya ketika kita bisa fokus untuk menyelesaikan masalah daripada mencari masalah yang baru.

Pingin rasanya semua badai ini segera berlalu. Pingin rasanya semua masalah ini selesai. Tetapi, saya belajar bagaimana harus bisa bertahan dan bertekun sampai hari H-nya. Saya mengerti bahwa tekanan berat membuat setiap orang bisa melakukan hal-hal yang aneh dengan tingkat emosional yang cukup tinggi.

Tidak banyak hal yang bisa saya ungkapkan dengan kata-kata. Tetapi, ketika kita sendiri yang menghadapi badai itu, maka kita akan merasakan bagaimana seharusnya kita bersikap. Sungguh amat berat. Tetapi, hidup tetap harus berjalan. "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami tidaklah melebihi kekuatanmu". Tuhan pasti akan memberi kekuatan senantiasa. Percayalah.....

Monday, October 13, 2008

Pernah merasakan dimarah2in setiap saat ?

Apakah anda pernah merasakan dimarah-marahin setiap saat ? Apakah anda merasa sakit hati dengan kemarahan itu ? Atau, justru anda lebih mawas diri agar anda tidak dimarahin terus-terusan ?

Tentunya perasaan kita akan menjadi sakit ketika kita dimarahi tentang sebuah hal yang sudah kita lakukan tetapi kurang baik. Kesannya... udah kerja kok masih aja dicari-cari kesalahannya. Atau, mungkin lebih ke arah udah berusaha kok nggak dihargai.

Itulah pemikiran manusia pada umumnya. Ketika kita melihat sesuatu yang negatif, sepertinya itu selalu negatif, negatif dan terus negatif. Tetapi, apakah anda pernah melihat sesuatu yang positif di balik kemarahan yang dilontarkan kepada anda ?

Kemarahan yang ditujukan kepada kita itu adalah sebuah signal yang mengindikasikan perlunya kita mawas diri. Kita perlu berpikir bahwa orang marah dikarenakan kita melakukan sebuah hal yang keliru menurut pandangan orang lain, bukan pandangan kita. Dan, bagaimana seharusnya kita melihat keinginan orang lain seperti mengakomodasi keinginan kita sendiri. (seperti ada Hukum Allah yang mengatakan, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.)

Ketika kita bisa melihat sisi positif kemarahan itu kepada sebuah bentuk evaluasi diri kepada kita, maka kita akan senantiasa bersyukur karena masih ada orang yang mau marah2 kepada kita dan mengingatkan bahwa kita belum menjadi orang sempurna. Kita perlu bersyukur, masih ada orang yang mau mengingatkan kita untuk terus bertumbuh.

Pengalaman pribadi saya dalam 1 minggu ini menjadi sebuah perenungan. Kemarahan professor saya masih dalam batas yang masuk akal karena saya melakukan kesalahan (walaupun kesalahan itu kecil). Dan kemarahan yang terjadi itu untuk memberi saya lecutan agar mau semakin menjadi berkualitas dan maju.

Oleh karena itu, janganlah kita langsung menjadi tawar hati ketika dimarah-marahin. Anggaplah sebuah kemarahan itu sebagai sebuah "nasehat" kepada kita untuk menjadi lebih baik. Janganlah kita marah kepada orang yang marah2 kepada kita. Karena, pembalasan adalah hak Tuhan, bukan hak kita.

Biarlah kita senantiasa hidup dalam damai dan saling menghargai tanpa amarah maupun dengki.

Dimarah-marahin setiap saat ? siapa takut....... (Ora et labora).....

Thursday, October 9, 2008

Inti Komunikasi

Inti dari komunikasi adalah saling memahami satu sama lain.

Ketika kita tidak memahami sebuah bahasa, sepertinya kita jadi seperti boneka hidup... yang mencoba memahami apa yang sedang kita dengar dan mencoba menjawab dengan kemampuan kita.

Pada saat-saat ini, saya cukup tertekan dengan kendala komunikasi. Boleh dikata, pengalaman saya ini adalah sebuah berkat... tetapi bisa juga dikatakan sebagai sebuah ujian hidup.

Professor saya saat ini senang sekali berkomunikasi dengan saya menggunakan bahasa Korea. Tentunya ini adalah sebuah hal yang tidak lumrah, karena saya dijanjikan bahwa semua komunikasi akan menggunakan bahasa Inggris. Pada saat rapat, dimanapun ketika professor bertemu dengan saya, beliau pasti menggunakan bahasa Korea untuk berkomunikasi dengan saya.

Mau bete ? Mau marah ? Nyatanya emang professor saya mengerti bahwa saya bisa memahami apa yang dia katakan. Dia mencoba memilih kata-kata yang sederhana untuk bisa saya cerna. Dan, ketika saya tidak mengerti... dia memberi penjelasan dalam bahasa Inggris. Saya pun tidak terlena begitu saja. Saya selalu menjawab professor saya dengan bahasa Inggris karena kemampuan bahasa Korea saya yang masih belum menggapai level "speaking".

Saya merasa bahwa ini adalah sebuah ujian bagi diri saya untuk naik ke level berikutnya. Sudah saatnya saya untuk mengerti bahasa Korea agar nantinya (di masa depan) saya bisa merasakan manfaat belajar di Korea. Masalahnya... apakah memang bisa nyambung dengan komunikasi menggunakan bahasa yang berbeda ?

Ternyata, perbedaan bahasa bukan menjadi penghambat kami berkomunikasi. Kami masih bisa berkomunikasi dengan baik. Professor saya menggunakan bahasa Korea kepada saya dan saya menggunakan bahasa Inggris kepada professor saya. Alhasil, kami masih bisa memperbincangkan banyak hal, termasuk proyek, paper, dan kehidupan sehari-hari.

Inti dari komunikasi adalah pemahaman dari individu yang berkomunikasi. Pemahaman satu sama lain bisa berbeda, tetapi ketika kita bisa memahami makna bahasa yang sedang disampaikan dan kita bisa menjawab dengan bahasa yang mudah dicerna oleh lawan bicara kita, maka komunikasi pun terjalin.

Bahasa bukanlah masalah dalam berkomunikasi. Tetapi itikad baik, pemahaman yang tepat, dan isi yang benar dari komunikasi, itulah yang menjadikan komunikasi bisa berjalan dengan baik. Kalau boleh saya bertanya, apa bisa manusia berkomunikasi dengan Tuhan ? Ada lebih dari 1000 bahasa di dunia ini (termasuk bahasa daerah masing-masing wilayah). Manusia pun tidak sanggup untuk menguasai 1000 bahasa tersebut. Tetapi, setiap manusia yang diciptakanNya mampu berkomunikasi, bercakap-cakap dengan Tuhan. Artinya, ketika kita berkomunikasi... kita memahami siapa Pencipta kita, apa isi komunikasi kita, dan itikad kita berkomunikasi .. karena Pencipta kita telah memahami kita sebelum kita berkomunikasi denganNya. Tuhan kita tidak perlu menguasai 1000 bahasa tersebut, karena Dia adalah Pencipta kita, Pencipta alam semesta yang memahami ciptaanNya.

Jangan takut berkomunikasi walaupun beda bahasa. Bahasa beda bukanlah kendala komunikasi. Tetapi, itikad baik, pemahaman yang tepat dan isi yang benar.. itulah yang menjadi penghambat komunikasi.

Tuesday, October 7, 2008

Kasih yang terlihat nyata

Bagaimana kita bisa mengasihi Pencipta kita yang tidak kelihatan apabila kita tidak mengasihi sesama kita yang kelihatan ?

Pernahkah Anda merasa bahwa seseorang mengkhianati Anda ? Pernahkah Anda merasa bahwa seseorang sedang membenci Anda ? Pernahkah Anda merasa bahwa seseorang sedang merongrong Anda dengan segenggam fitnahan ? Pernahkah Anda merasa bahwa seseorang sedang membicarakan hal yang buruk tentang Anda ?

Semua orang pasti pernah merasakan hal-hal tersebut diatas. Bagaimana sikap hidup kita terhadap hal-hal di atas ? Apakah kita harus tinggal diam ? Apakah kita harus membalas ? Apakah kita harus mengadu ke polisi ? Apakah kita harus mengadu ke pemimpin kita ?

Apabila kita percaya bahwa Tuhan itu ada, apabila kita mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Tuhan, maka seharusnya kita bisa memberikan kasih yang nyata itu. Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa kita mengasihi Tuhan (yang tidak pernah terlihat dengan mata kita) apabila kita tidak bisa mengasihi sesama kita (yang selalu terlihat dengan mata kita)?

Mengasihi tanpa syarat... adalah sebuah hal yang mutlak bagi setiap orang yang percaya pada Tuhan.

Monday, October 6, 2008

Ujian karakter yang baik (2)

Korea Times hari ini menuliskan bahwa seorang artis meninggal dunia karena bunuh diri dengan cara gantung diri di kamar mandinya. Setelah mencari sejumlah bukti dan saksi, maka disimpulkan bahwa penyebab kematiannya adalah putus dengan pacar laki-lakinya.

Jang Chae-won, seorang artis yang mengikuti jejak Harisu dengan melakukan transformasi seksual dari pria menjadi wanita, merasa terluka hatiinya karena diputus oleh pacarnya. Hal ini dikonfirmasi dengan penulisan di blog Jang yang ditulis sebelum kematiannya dengan mengatakan : "Maafkan saya ibu, saya akan melakukan lebih baik di waktu mendatang".

Terlihat bahwa aksi bunuh diri yang dilakukan oleh para artis (ini adalah kejadian ke-3 berurutan dalam kurun waktu 1 bulan) juga akan diikuti oleh para masyarakat. Terbukti bahwa ada 439 telpon masuk dalam konsultasi masalah kejiwaan yang disediakan oleh pemerintah Seoul di bulan September, dibandingkan dengan bulan Agustus yang hanya berjumlah sekitar 220 telpon.

Aksi bunuh diri artis awal yang dilakukan oleh Ahn Jae-Hwan (September 8th) dengan menengguk racun terbukti dilakukan oleh sedikitnya 3 orang lain dalam waktu setelah kematiannya. Dan, lebih dari 5 orang terbukti bunuh diri dengan gantung diri setelah kematian artis Choi Jin-sil (October 2nd).

Permasalahan yang kita hadapi bukanlah harus diakhiri dengan cara mengakhiri hidup. Masalah yang sedang kita hadapi adalah sebuah ujian karakter bagi kita, dimana kita akan meraih hasil yang indah setelah berhasil lulu dalam ujian tersebut.

Aksi bunuh diri ternyata masih menghantui negara Macan Asia yang terkenal dengan ginseng'nya. Semoga ada hal-hal positif yang bisa dilakukan oleh pemerintah Korea untuk mengurangi jumlah kematian akibat bunuh diri.

Ujian karakter yang baik

Sebuah ujian karakter yang baik adalah melihat sikap hidup seseorang ketika dia salah mengambil keputusan. Apakah benar demikian ?

Pada suatu hari, saya membaca sebuah kartu ucapan ulang tahun (belated birthday) yang bergambar seekor simpanse memegang sebuah telpon dan ada tulisan yang berbunyi demikian

"Sebaiknya aku tidak mendengar... seberapa besar kamu marah karena aku melewatkan ulang tahunmu. Maksudku, bagaimanakah engkau tahu kala itu aku sedang dalam kecelakaan yang sangat fatal dan terbaring lumpuh di jalanan ? .... Memang, aku telah melupakan ulang tahunmu, tetapi aku juga tidak menerima sebuah telpon yang menanyakan bahwa aku baik-baik saja. Yang aku inginkan adalah agar kamu mempunyai alasan yang tepat untuk mengatakan mengapa aku tidak mendengar kabar apapun pada saat ulang tahunmu."

Menarik bukan ? Siapa yang salah, hayooo ? Si pemberi selamat atau yang ulang tahun ?

Ketika kita bersalah, ketika kita salah mengambil keputusan, ketika kita berjalan pada arah yang salah, ketika kita melakukan perbuatan yang kita anggap keliru, kita cenderung untuk mencari banyak alasan agar kita terhindar dari kesalahan yang dimaksud. Hal itulah yang juga dilakukan oleh Adam, ketika menerima buah pengetahuan baik dan jahat dari Hawa. Dia justru mencari pembenaran bahwa dirinya tidak bersalah karena Hawa yang memberikannya.

Berani mengatakan bahwa saya yang salah (ketika memang benar saya yang bersalah) adalah merupakan sebuah ujian karakter bagi diri kita. Dan, ujian itu bukan untuk mencobai kita, tetapi untuk menempa diri kita menjadi seseorang yang lebih tangguh dan semakin serupa dengan Pencipta kita.

Friday, September 26, 2008

Siapa yang menjadi polisi-nya polisi ?

Sebuah berita di Korea Times hari ini membuat saya tertawa geli. Judul artikelnya adalah "Buckle up, or not". Berita ini mendeskripsikan bagaimana ketatnya peraturan mengenai pemakaian sabuk pengaman dan pelarangan penggunaan HP selama mengemudi pada kendaraan bermotor roda 4 atau lebih. Setiap pengendara yang tidak mengenakan sabuk pengaman, akan dikenakan dengan 30.000 won (setara Rp. 300.000). Sedangkan, pengendara yang ditemukan menggunakan HP pada saat mengemudi, akan dikenakan denda 60.000 won (setara Rp. 600.000).

Jumlah uang tersebut tentunya tidak sedikit bagi orang Korea (dan juga bagi orang Indonesia tentunya). Berdasarkan data dari Kepolisian Nasional setempat, untuk pelanggaran sabuk pengaman tahun 2006 sejumlah 834.000 pengemudi terkena denda sejumlah 25 milliar won, tahun 2007 sejumlah 1 juta pengemudi terkena denda sebesar 31 milliar won dan di tujuh bulan pertama di tahun 2008, terdapat 550.000 orang yang telah ditilang dan terkena total denda 16 milliar won.
Begitu pula jumlah orang yang terkena denda akibat menggunakan HP saat mengemudi. Jumlahnya meningkat pesat dari tahun ke tahun - 3.6 millar won dari 60.000 pengemudi di tahun 2006, 5.5 miliar won dari 90.000 pengemudi di tahun 2007 dan 3.9 miliar won dari 65.000 pengemudi hingga Juli 2008.

Tentunya jumlah ini tidak sedikit, bukan ?
Pada suatu hari, seorang anak kecil yang sedang berjalan-jalan dengan ayahnya melihat sebuah mobil polisi lewat. Dan, ia bertanya kepada ayahnya "Apabila si polisi tidak mengenakan sabuk pengaman, siapa yang bakal menilang mereka yah ?".....

Sebuah pertanyaan bagus yang tentunya susah dijawab oleh semua kita. Siapa yang menjadi polisi'nya polisi ? Ketika polisi di Korea Selatan diwawancarai, mereka memiliki alasan mengapa mereka tidak mengenakan sabuk pengaman. Dan, mengapa mereka perlu menggunakan HP ketika mengemudi.
Seragam dinas mereka dilengkapi dengan tongkat dan pistol, yang tentunya cukup tidak nyaman ketika sabuk pengaman diikatkan. Dan, mobilitas polisi harus cepat serta tanggap, sehingga penggunaan HP oleh polisi masih dilegalkan.

Nah.. kalau udah begini.... Peraturannya yang salah, atau oknumnya yang seenaknya sendiri ?

Ketika kita memiliki kuasa (seperti polisi yang bisa mendenda karena sebuah pelanggaran), bisa jadi kita juga adalah pelanggar dari sebuah peraturan (seperti polisi yang tidak mau pakai sabuk pengaman). Ketika kita memiliki kuasa, kita harus hidup seperti orang arif dan bijaksana. Itulah kenapa manusia susah untuk hidup berintegritas. Karena, ketika kita hidup sendiri, kita merasa tidak ada seorang pun yang menjadi polisi kita dan kita memiliki kehendak bebas yang membuat kita bisa melakukan apapun semau gue.

Di atas langit masih ada langit. Artinya, di atas polisi masih ada polisi yang lain.. nah lo.... di atas manusia, masih ada PenciptaNya. Benar bukan ? Oleh karena itu, kita tidak perlu memusingkan sikap polisi yang tersebut diatas. Yang penting.. evaluasi diri kita untuk tidak menjadi orang munafik seperti mereka. :)

PS : Cerita di atas adalah cerita polisi di Korea Selatan, bukan di Indonesia kok....

Friday, September 19, 2008

Jangan pernah merasa sia-sia

Pada saat saya presentasi sebuah paper di depan professor, tiba-tiba timbul pertanyaan besar dalam diri saya. Apakah topik yang saya presentasikan ini benar-benar topik yang saya inginkan untuk penelitian ? Apakah topik ini memang bagus untuk masa depan ?

Pertanyaan dalam diri saya tersebut disambung dengan pertanyaan dari professor ketika saya menyelesaikan presentasi saya. Kaget juga, karena dia mengatakan "Sudah terlalu lama kita belajar topik ini, tetapi saya tidak menemukan hal yang menarik untuk penelitian. Sepertinya, kita harus mencari topik lain untuk diteliti."

Seketika itu juga, saya terkejut. Apakah yang saya pelajari adalah hal yang sia-sia ? Apakah selama ini saya kurang berusaha ? Apakah selama ini saya main-main dalam belajar ? Sampai-sampai professor mengatakan hal demikian ?

Aaaa.. itu hanya perasaan saya saja. Dan, ternyata benar. Setelah itu, professor memberi ide baru untuk bisa menjadi acuan penelitian yang baru berdasarkan topik yang lama. Saya merasa lega, tetapi juga sedikit bertanya-tanya dalam hati. Apakah professor memberi ide hanya untuk menyenangkan saya, atau sebenarnya memang topik ini tidak bisa dikembangkan ?

Setelah presentasi, saya merenungkan hasil seminar tersebut. Hampir saja saya terlena dengan pertanyaan professor seputar penggantian topik penelitian. Dan, saya hampir merasa bahwa semua yang telah saya pelajari adalah sia-sia. Tetapi, ketika saya membaca ide dari professor, saya merasa ada sebuah peluang baru.. ada kemungkinan baru untuk dipelajari. Oleh karena itu, semangat berjuang sekarang muncul kembali.

Dan, setelah mencari beberapa bahan lainnya, saya merasa bahwa topik yang saya pelajari bisa menjadi dasar penelitian baru. Artinya apa ?....
Apa yang telah saya pelajari adalah bukan hal yang sia-sia. Saya percaya bahwa tidak ada yang sia-sia ketika kita berusaha sungguh-sungguh dan benar2 mempertimbangkan apa yang akan terjadi di masa depan. Yang perlu diperhatikan lebih dalam adalah bagaimana kita mengolah hari ini untuk menemukan hari esok yang lebih baik. Ketika kita salah melangkah, maka kita bisa berpikir bahwa apa yang kita lakukan adalah sia-sia.

Mulailah hari ini dengan melihat keindahan alam semesta yang diciptakan Tuhan. Tuhan tidak akan memberikan hal yang jelek pada umatNya. Hanya keindahan semata yang selalu diberikan kepada kita. Oleh karena itu, kita tidak akan melihat hal yang sia-sia apabila kita menyertakan Tuhan dalam keseharian hidup kita.

Tuesday, September 16, 2008

Melihat kemungkinan

Pernahkah anda putus asa ? Pernahkah anda merasa anda tidak bisa melakukan sesuatu lagi untuk sebuah masalah ? Pernahkan anda merasa tidak ada lagi jalan keluar buat masalah anda ?

Setiap orang di dunia ini pasti pernah mencapai titik keputus-asaan tersebut. Tetapi, tidak semua orang mencapai titik itu dan menyerah. Tidak semua orang mencapai titik itu dan kemudian bunuh diri. Ada sebagian orang yang menyerah dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hidup.

Mari kita telaah bagaimana seorang Superman yang dilahirkan memiliki kekuatan luar biasa dan selalu menempas kejahatan di dunia. Ketika kesulitan menghadang, apakah dia langsung putus asa ? Tentu tidak, karena dia adalah superman. Apa yang akan dikatakan orang kalau Superman saja putus asa ? Apa yang akan digunjingkan orang kalau orang sekuat Superman akhirnya menyerah ?

Di dalam setiap kehidupan manusia memiliki kekuatan luar biasa tersebut. Tuhan tidak menciptakan manusia biasa-biasa saja. Tetapi Tuhan menciptakan manusia seGambar dan seRupa dengan Allah. Bukankah itu adalah hal yang luar biasa buat kita umat manusia ?

Kalau kita adalah Gambar dan Rupa Allah, bukankah kita ini memiliki "kekuatan yang luar biasa" ? Kita, mahluk ciptaanNya, memiliki karakter Allah, yang selalu disebut dengan Maha Esa, Maha Kasih, Maha Penyayang, Maha Kuasa, Maha Tahu, dsb. Tentunya, karakter Allah itu akan muncul di dalam diri kita sebagai umat ciptaanNya.

Superman tidak mudah putus asa karena melihat potensi dirinya yang luar biasa untuk bisa mengatasi berbagai masalah. Kita, mahluk ciptaan Tuhan, juga sama dengan superman, yang diciptakan luar biasa oleh Pencipta kita. Tentunya, kita bisa menjadi sama dengan superman, yang tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah, bukan ?

Bagaimana caranya untuk bisa mencari jalan keluar bagi sebuah masalah yang buntu, masalah yang tidak kunjung berakhir, masalah yang terus menghantui dan tidak ada ujung pangkalnya ?
Salah satu caranya adalah mencari kemungkinan.

Yup, mencari kemungkinan adalah salah satu cara yang dapat dilakukan seorang pemimpin untuk bisa lolos dari jerat masalah. Ketika kita terlena dengan masalah, seringkali kita terlena untuk tidak mencari kemungkinan. Kita merasa orang yang paling susah, orang yang paling menderita. Tetapi, kita lupa bahwa kita masih dimampukan oleh Tuhan untuk berpikir (karena hanya manusia yang memiliki akal budi dan hati nurani) untuk mencari kemungkinan.

Kenapa orang cacat dari kecil masih bisa hidup hingga saat ini ? Kenapa banyak orang miskin atau terbuang dari muda, masih bisa hidup hingga saat ini ? Salah satu alasannya adalah karena orang tersebut melihat adanya kemungkinan untuk hidup. Terlepas apakah itu kemungkinan yang positif atau negatif, tetapi "MELIHAT KEMUNGKINAN" adalah salah satu usaha yang dapat dilakukan manusia untuk bisa bertahan dalam masalah.

Sudahkah kita melihat kemungkinan ketika kita putus asa ? Carilah maka Engkau akan mendapat, ketuklah maka pintu akan dibukakan, Mintalah maka semua itu akan diberikan kepadaMu. Amen.

Friday, September 12, 2008

Ayo Maju

Manakah yang lebih mudah, menghadapi masalah atau melarikan diri dari masalah ?

Yang pasti, tidak ada orang yang mau terus berada dalam masalah. Harus ada pilihan yang diambil, mau menghadapinya atau mau menghindarinya.

Negara-negara maju berhasil menjadi yang terdepan dalam hal ekonomi dan teknologi tidak lain tidak bukan adalah karena berani menghadapi masalah. Seberapa berani menghadapi masalah, seberapa besar masalah yang dapat dipecahkan, itu menjadi tolok ukur keberhasilan negara-negara saat ini yang mendapat predikat sebagai negara maju.

Tetap tinggal dalam sebuah permasalahan tidak akan membuat kita menjadi maju. Bahkan, menghindarkan diri dari masalah merupakan sebuah tindakan yang membuat kita justru terbelakang. Mengapa Indonesia masih belum bisa keluar dari kubangan permasalahan internal negara sendiri ? Karena mayoritas dari masyarakat di dalamnya cenderung melarikan diri dari masalah ketimbang menghadapi dan menyelesaikannya.

Ambil contoh, dari SD kita mengenal negara Indonesia sebagai negara agraris. Tanah yang luas merupakan salah satu potensi / keunggulan yang dapat dikembangkan untuk kemajuan negara. Tetapi, justru 2.894 dari 9.019 kursi kosong di 47 perguruan tinggi negeri adalah program studi pertanian dan peternakan (sumber : KOMPAS). Sumber daya agraris yang begitu melimpah akhirnya harus menjadi lahan yang siap dibangun dengan gedung, atau menjadi lahan komersial yang dijualbelikan untuk mendapat uang besar tanpa melihat masa depan. Pemerintah tidak melihat kenaikan angka ini sebagai sebuah potensi kemunduran, tetapi justru hanya melihat angka-angka bombastis angkatan kerja yang sudah mendapat pekerjaan, jumlah orang miskin yang berkurang, jumlah buta huruf yang berkurang, dsb. Nah, boro-boro negara Korea yang tidak punya lahan banyak (yang sebagian besar dikuasai oleh gunung) justru bisa menciptakan swasembada pangan.) Bisa jadi, mereka tidak melihat adanya masalah dari sini, sehingga ada pembelaan diri bahwa ini bukan termasuk melarikan diri dari masalah.. tapi lebih ke masalah TIDAK MAU TAHU masalahnya.

Justru masalah yang selalu terjadi di dunia politik menjadi isu yang cukup santer dan diperjuangkan oleh semua pihak. Para calon yang memasuki rana pilkada tahu dan siap menghadapi masalah. Ketika kekalahan muncul, tidaklah sedikit gugatan tentang adanya kekeliruan dalam Pilkada (hampir semua daerah .... hingga yang terkini .. yaitu Sumsel), justru terus diisukan tanpa melihat kepentingan negara yang lebih besar. Apakah artinya Pancasila dari sila ke 3 butir ke 1 ?
" Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. "

Cukup susah membedakan mana masalah yang perlu dihadapi dan mana masalah yang perlu dihindari. Tetapi, saya belajar dalam minggu ini untuk bisa menemukan ide baru dari masalah yang juga tidak jelas. Professor meminta untuk mencari masalah yang timbul di bidang logistik. Tetapi, mau mencari masalah apa ? masalah yang dimana ? terus... kalau sudah ketemu masalahnya, harus mencari solusinya. Nah... bagaimana bisa menemukannya ?

Yang sudah punya masalah aja bingung, ... justru ini yang nggak punya masalah disuruh cari masalah. Inilah kehidupan. Untuk menjadi maju, kita harus terus mencari masalah, menghadapinya, maju, dan menyelesaikannya. Janganlah kita mundur dari sebuah masalah. Masalah datang menghampiri kita untuk diselesaikan. Apabila kita masih diijinkan untuk menghadapi masalah, itu artinya kita dipersiapkan untuk menjadi seorang tentara yang siap berperang menghadapi musuh yang lebih besar lagi di kemudian hari. Percayalah... dan berusahalah untuk tetap maju.

Tuesday, August 26, 2008

Sudut pandang yang berbeda menimbulkan persepsi yang berbeda


Banyak dari kita melihat sesuatu benda dengan banyak perspektif.

Contoh gambar di samping ini. Tentunya sebagian orang telah memahami adanya 2 gambar yang nampak dari sebuah figur tersebut. Sebuah gambar berupa vas, dan sebuah gambar berupa dua orang yang sedang berhadap-hadapan.

Hari ini saya mendengar sebuah perpektif yang berbeda mengenai sebuah pekerjaan di pabrik pemisahan sampah. Beberapa orang telah banyak mengeluarkan pendapat bahwa bekerja di pabrik sampah itu identik dengan kotor. Dan, banyak orang yang melihat sampah itu sebagai sebuah hal yang menjijikkan, dan malu untuk diceritakan kepada umum. Karena persepsi sampah = hal yang buruk, maka teman-teman di pabrik lain juga mengata-ngatai teman2 yang bekerja di pabrik sampah tersebut melakukan pekerjaan yang kotor dan jelek.

Hal ini tentunya meruntuhkan semangat dari teman2 yang bekerja di pabrik sampah, bukan ? Padahal, bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda, pabrik sampah di Korea Selatan ini memiliki keuntungan yang luar biasa. Pabrik sampah di negara ginseng ini mendapat keuntungan ganda, yaitu setiap pihak yang mau membuang sampah harus membayar uang kepada pabrik ini dan pabrik ini juga menerima uang ketika dia membuang atau menyerahkan sampah yang telah disortir kepada pihak lain. Artinya, semua komponen sampah yang masuk maupun keluar dari pabrik ini menghasilkan uang.

Kemarin, ada seorang teman yang baru pertama kali bekerja di pabrik sampah tersebut. Banyak teman2 yang mengingatkan kepada teman baru tersebut agar memikirkan baik2 sebelum mengambil keputusan bekerja di pabrik sampah. Karena apa ? Karena banyak orang mengatakan bahwa bekerja di pabrik sampah itu bau, kotor, jorok, dan pekerjaan yang hina.

Teman baru tersebut ingin mencoba dan tidak terpengaruh kepada pendapat orang banyak pada saat itu. Dia memberanikan diri datang ke pabrik dan bekerja. Hari ini dia menyampaikan informasi kepada saya, bahwa pekerjaannya bukanlah pekerjaan yang kotor, bukan pekerjaan yang jorok, bukan pekerjaan yang bau. Tetapi, pekerjaan tersebut masih dikategorikan layak untuk dijadikan sebuah pekerjaan.

Nah, setiap pribadi tentunya memiliki sudut pandang terhadap pabrik sampah ini. Dan, saya semakin melihat nilai positif di balik pemikiran teman baru yang bekerja di pabrik sampah ini.

Demikian pula dengan kehidupan kita. Seringkali kita melihat sebuah hal dari sisi negatif, dari sisi yang tidak baik, sehingga kita kehilangan semangat atau motivasi untuk mengerjaka apa yang terlihat di depan mata kita.

Saudara-saudara, marilah kita bersama-sama melihat pekerjaan kita dari sudut pandang yang positif. Apa yang telah diberikan Tuhan kepada kita adalah sebuah anugerah yang indah. Rancangan Tuhan tidaklah untuk mencelakakan manusia. Oleh karena itu, mari kita melihat segala sesuatu dengan kacamata yang lebih positif.

Monday, August 25, 2008

National Treasure

Setelah sekian lama saya tidak menulis, akhirnya saya kembali dan mencoba menorehkan beberapa hal kehidupan yang saya dapatkan baru-baru ini.

2 minggu yang lalu, saya pergi ke Seoul untuk refreshing. Kepergian saya saat ini bersama istri, kakak ipar dan seorang teman. Tempat pariwisata di Seoul sangat banyak. Karena keterbatasan hari, maka kami dihadapkan pada pilihan-pilihan yang lokasi'nya dekat dengan tempat tinggal kami.

Sampailah kami pada sebuah tempat yang berisikan istana kerajaan. Di papan informasi lokasi kerajaan tersebut, tertulis : "National Treasure no. 154". (angkanya saya tulis secara random).

Apa maksud dari tulisan ini ? Ternyata, para ahli sejarah Korea telah membuat peringkat dari lokasi atau barang bersejarah yang ada di Korea Selatan. Dan, peringkat tersebut mencerminkan tingkat kepentingan dan nilai historis yang sangat bermakna bagi orang Korea. Tak heran, Namdaemun, yang diakui sebagai National Treasure no.1 di Korea, yang akhirnya dibakar oleh seorang demonstran, menimbulkan polemik yang cukup besar di negeri ginseng ini. Hampir seluruh penduduk negeri ini mengutuk perbuatan seorang kakek yang membakar tempat bersejarah tersebut hanya karena kejengkelannya terhadap pemerintahan.

Seringkali kita meremehkan sejarah. JAS MERAH. Jangan sekali-kali kita melupakan sejarah. Hal ini telah disampaikan oleh pemimpin pendahulu kita.. bung Karno. peringkat dalam National Treasure menunjukkan perhatian rakyat Korea terhadap sejarah bangsanya dan berusaha untuk membangkitkan semangat masyarakat untuk semakin mengerti bagaimana Korea bangkit dari keterpurukan sejarah masa lalu. Sejarah telah banyak menunjukkan potensi negara Korea yang begitu besar. Tetapi, akhirnya segala sesuatu harus hancur akibat penjajahan dari Jepang dan perang saudara antara Korut dan Korsel.

Namun, semangat dalam sejarah tidak meruntuhkan niat mereka untuk berkembang. Tidak selamanya masa lalu menjadi penghalang kehidupan kita di masa mendatang. Masih ada torehan sejarah yang bisa menjadi pemicu bagi kehidupan kita. Marilah kita sama2 belajar mengerti sejarah perjuangan bangsa Indonesia, agar suatu hari... kita bisa menceritakan National Treasure (baik berupa barang, lokasi ataupun pengetahuan) untuk kemajuan bangsa di masa depan.

Monday, August 4, 2008

Continuing Education

Sebuah pendidikan adalah proses yang berkesinambungan. Janganlah pernah berhenti untuk belajar. Dan, ketika kita belajar, ada kalanya posisi kita akan berada di atas... dan ada kalanya kita akan terpuruk pada posisi yang paling bawah.

Hari ini saya merasa seperti orang yang paling malang sedunia. Terlalu berlebihan-kah ? sepertinya iya sih... Tetapi, saya merasa bahwa hari ini adalah hari kebodohan saya. Ketika saya berangkat dari rumah tadi pagi, saya berangkat saja tanpa beban apapun. Sesampai di dekat kampus, ternyata saya merasa kelupaan dan bertanya dalam hati ... "Tadi pintu rumah sudah saya kunci atau belum ya ?" Ooooopppssss....

Saya hanya bisa pasrah. Saya sudah sampai dekat kampus dan istri sudah berada di daerah kampus juga pada saat yang sama. Artinya, tidak mungkin harus kembali ke rumah untuk mengecek pintu rumah.

Berikutnya, hari ini pas hari keberangkatan teman lab saya ke kampung halamannya (India), karena dia mengundurkan dari lab terkait beberapa permasalahan. Dan, saya harus jadi pembawa berita dari lab untuk dia dan sekaligus memberi solusi terbaik untuk lab dan dia. Ternyata, posisi saya - sekali lagi... seperti orang bodoh - sangat tidak nyaman. Posisi saya sangat terjepit .. dimana saya harus membela teman saya.. dan saya juga harus membela kepentingan lab. Karena saya tidak bisa memutuskan, saya mengambil sikap untuk tidak mau ikut campur dalam masalah ini. Gimana nantinya ? ...... tunggu tanggal mainnya aja...

Pas makan siang, tiba2 HP saya berdering dan terdengarlah suara orang Korea. Saya cukup kaget, karena kode area'nya bukan dari kota Busan. Pertama saya berpikir, mungkin ini salah sambung. Ternyata ada rekan pekerja yang meminta bantuan kepada saya untuk dapat berkomunikasi dengan manager'nya. Karena saya sudah sangat kepanasan hari ini, maka saya cukup kelelahan. Dan, ketika rekan pekerja ini meminta bantuan.. saya hanya mengatakan apa yang saya ketahui berdasarkan permasalahannya. Dan, saya diminta untuk berkomunikasi dengan manager'nya dalam bahasa Korea... yang padahal menurut saya.. hal itu bisa disampaikannya oleh dirinya sendiri. Tetapi.. kenapa sih kok orang ini ngotot agar saya ngomong ke manager'nya ?

Saya jadi suntuk... terus saya bilang, intinya "Anda harus mengatakan sendiri kepada manager anda, dan akan lebih baik kalau Anda yang berkomunikasi langsung... saya yakin manager Anda mengerti. Atau kalau mau ke Depnaker Korea, langsung datang saja.. saya yakin mereka paham kedatangan Anda. Mereka mengerti sedikit ttg Bahasa Inggris kok". Alhasil.. telepon akhirnya ditutup karena orangnya marah.

Hari ini saya mengalami beberapa hal yang cukup membuat saya ill-fill. Apa ada yang salah dengan diri saya hari ini ya ? Kenapa kok yang saya perbuat hari ini sepertinya kayak saya ini orang paling bodoh sedunia ? Hmm........

Saya mengerti. Tidak selamanya hidup ini akan selalu gembira.. tidak selamanya hidup ini terus akan berada di atas. Ada kalanya kita akan mengalami hal yang pahit. Ada kalanya kita akan mengalami kesedihan. Ada kalanya kita akan mengalami sakit hati, dan lain sebagainya. Dan kita perlu ingat, bahwa semua hal itu datang untuk kebaikan kita. Supaya kita bisa belajar lebih baik lagi di kemudian hari.

Proses pembelajaran yang benar adalah mengikuti ujian kehidupan sehari-hari. Ujian tidak selalu menghasilkan nilai yang baik. Terkadang ada nilai yang jeblok.. terkadang ada nilai yang sedang-sedang.. dan kalau kita belajar rajin, maka kita bisa mendapat nilai sempurna. Begitulah juga dengan diri kita. Pembelajaran yang terjadi dalam kehidupan kita adalah sebuah ujian kehidupan. Ketika kita bisa mengatasi ujian kehidupan kita sehari-hari.. maka kita telah belajar untuk naik ke step berikutnya dalam hidup kita.

Janganlah kita lelah untuk belajar. Masalah sehari adalah untuk sehari. Esok memiliki kesusahannya tersendiri.

Thursday, July 31, 2008

Pergaulan yang baik meningkatkan diri sendiri

Beberapa minggu ini, saya dan istri selalu melakukan aktivitas bersama satu orang Korea yang pandai berbahasa Indonesia. Hampir setiap hari, si orang Korea tsb. (katakanlah si A) selalu berusaha belajar bahasa Indonesia dari saya maupun dari istri. Dan, si A berusaha untuk mencari teman-teman Indonesia yang lainnya agar dia bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.

Alhasil, dalam 1 bulan ini, dia hampir menjadi seperti orang Jawa. Segala bahasa dan ucapannya sudah menggunakan bahasa Jawa. Oleh karena apa ? Oleh karena dia selalu berkumpul dengan kami2 yang notabene dilahirkan di pulau Jawa.

Pergaulan dia bersama dengan orang Indonesia menghasilkan sebuah hal yang positif buat dia, yaitu kemampuan berbahasa Indonesia di negeri sendiri. Banyak orang Korea yang berusaha untuk belajar bahasa Inggris (sebagai bahasa Internasional) di lembaga bimbingan belajar atau tempat kursus. Tetapi, masih saja banyak dari mereka yang tidak pandai berbahasa Inggris. Karena apa ? Karena pergaulan mereka hanya dengan orang-orang Korea. Mereka merasa bahwa berbahasa Inggris hanya perlu dilakukan di kursus.

Tetapi, orang-orang yang pandai memanfaatkan situasi... mereka akan berusaha mencari waktu berkumpul bersama dengan orang asing (seperti si A), dan akhirnya menjadi maju karena pergaulan yang tepat.

Demikianlah dengan diri kita masing-masing. Ketika kita memutuskan untuk bergaul dengan seseorang, maka kita sudah menentukan jati diri kita sebenarnya. Ketika kita salah bergaul, maka kita akan menjadi seperti yang ada dalam kelompok pergaulan kita. Ketika kita memilih pergaulan yang tepat, maka kita bisa mengembangkan dan meningkatkan diri kita menjadi lebih hebat dan lebih maju.

Kalau anda ingin maju, carilah pergaulan yang baik agar Anda dapat meningkatkan kemampuan diri anda sendiri. Kalau anda ingin mampu berbahasa Inggris, carilah orang asing yang pandai berbahasa Inggris. Kalau anda ingin menjadi ahli matematika, bergaulah dengan orang yang pandai matematika. Kalau anda ingin menjadi kaya, bergaulah dengan orang-orang kaya dan belajar daripadanya. Inilah kunci kehidupan. Oleh karena itu, benar apa yang pernah dituliskan .... "Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik".

Selamat Bergaul....

Sunday, July 27, 2008

Menguasai bumi

Berita hari ini mengingatkan saya bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang terbatas yang bisa menjadi berkuasa karena kemampuan yang diberikan oleh Tuhan sendiri. Harian Kompas Nasional memberitakan bahwa Pemerintah China khususnya di Beijing telah menyiapkan sebuah teknologi yang dapat mengatur cuaca yang tidak bersahabat untuk kesuksesan acara Olimpiade di Beijing.

Sudah barang tentu bahwa teknologi ini hampir menyamai keMaha-Kuasaan sang Pencipta. Tetapi, kita masih punya banyak keterbatasan dalam mengatur alam semesta yang begitu luas dan besar ini. Mengatur cuaca adalah sebagian dari pengaturan alam semesta yang sangat mustahil untuk dilakukan. Tetapi, pemerintah China telah mencoba beberapa tahun dan teknologi ini berhasil dilakukan hanya pada kasus-kasus tertentu, seperti hujan rintik.. bukan hujan lebat sekali.

Teknologi perkiraan cuaca yang sudah dikembangkan saat ini pun masih belum bisa memberikan hasil prediksi yang akurat. 30-50% ramalan cuaca tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini juga membuat pihak pemerintah China khawatir akan penyelenggaraan Olimpiade Beijing yang memang direncanakan untuk membuat para tamu merasa diterima oleh masyarakat China. Memang, acara ini adalah bagian dari promosi negara Tirai bambu ini, khususnya untuk objek pariwisata dan peningkatan perekonomian. Dan, untuk mendukung kesemuanya ini, pemerintah berusaha melakukan yang terbaik agar para tamu dapat tinggal dengan nyaman di negara yang memiliki ke'khas'an dengan hewan Panda ini.

Manusia memang diberi hak menguasai bumi. Tetapi, semoga kita sebagai manusia masih sadar bahwa di luar diri kita masih ada kuasa yang lebih dahsyat, yaitu kuasa Tuhan kita.. sang Pencipta kita. Semoga kekuasaan yang kita miliki boleh kita serahkan kepada Tuhan sendiri, sehingga bukan karena oleh kuat kita sendiri, tetapi karena Tuhan yang memberikan kekuatan dan kekuasaan.. maka kita bisa hidup seperti saat ini.

Friday, July 25, 2008

Daya tahan

Generasi muda saat ini sudah dipenuhi dengan banyak alternatif atau pilihan hidup. Mereka bisa memilih hidup mereka sesuai dengan keinginan mereka. Kalau tidak mau susah, pilih pekerjaan yang mudah dan menghasilkan uang. Kalau mau susah, belajar dan harus bertahan dalam penderitaan untuk menjadi lebih baik di kemudian hari.

Hari ini saya dikejutkan dengan sebuah informasi tentang pengunduran diri seorang anggota lab saya. Tentu saja mengejutkan karena orang Korea di lab saya hanya tinggal 2 orang. Kalau 1 orang mengundurkan diri, artinya hanya tinggal 1 orang. Sedangkan, jumlah mahasiswa asing di semester yang akan datang ada 3 orang. Tentunya, 1 orang Korea ini akan kelabakan mengurus kami-kami orang asing yang tidak bisa berbahasa Korea dengan fasih.

Belum lagi proyek dari professor yang begitu sulit dan harus dikerjakan oleh kami-kami yang juga awam dengan pekerjaan tersebut. Yang cukup mengkhawatirkan adalah masa depan proyek yang sudah ditanda-tangani untuk dijalankan selama 10 tahun (mulai 2004- 2014) akan mengalami banyak tantangan dan kendala. Bahkan proyek ini terancam untuk putus tengah jalan oleh karena kurangnya member dalam lab kami.

Semua kekhawatiran muncul dalam pikiran saya hari ini. Tetapi, saya kembali diingatkan bahwa... permasalahan satu hari cukuplah untuk sehari. Besok ada perkaranya sendiri dan Tuhan akan membimbing hari esok. Kita tidak perlu khawatir apa yang akan terjadi pada hari esok. Tugas kita hanya mengerjakan apa yang bisa dikerjakan hari ini dan menyerahkan segala kekhawatiran hari esok kepada Tuhan.

So, saudara-saudara yang membaca blog ini. Janganlah Anda khawatir tentang apapun juga, karena Tuhan akan menyediakan jawaban dan berkatNya tepat pada saatnya. Meski saya tidak tahu jawaban akhirnya tentang hidup saya di lab ini, tetapi saya yakin bahwa Tuhan akan senantiasa memberikan berkat yang baru setiap hari agar saya dapat menjalani keseharian hidup ini dengan sukacita. Begitu pula dengan Anda. So... fighting !!!

Wednesday, July 23, 2008

Setiap orang memiliki kemampuan

Minggu lalu saya diajak nonton film "WANTED" yang dibintangi oleh aktris cantik Angelina Jolie. Debutnya dalam film laga selalu membuat orang merasa bahwa film itu penuh dengan action-action menarik dari tokoh ini. Tetapi, aktris ini tidak menjadi tokoh utama dalam film ini. Dia menjadi tokoh yang mendampingi tokoh utama dalam masa-masa pendidikan tokoh utama.

Pada awalnya, saya melihat bahwa film ini seperti film2 manusia super lainnya (kebetulan baru nonton "Hancock", sehingga pikiran manusia super itu selalu muncul). Dengan sebuah bekal kemampuan yang sangat detail, ternyata tokoh utama (Wesley Gibson yg dibintangi oleh James McAvoy) baru menyadari kemampuannya. Dia mewarisi sebuah kemampuan yang luar biasa dari ayahnya.

Singkat cerita, sebuah perkumpulan membutuhkan seseorang yang memiliki kemampuan dan semangat untuk menjadi pembunuh. Dan, Wesley berhasil direkrut masuk dalam perkumpulan itu. Dia ditempa oleh para mentor2 yang hebat:
1. Sloan, pemimpin karismatik sekaligus motivator handal
2. Fox, mentor Gibson
3. Gunsmith, mentor penembak
4. Exterminator, mentor petarung
5. Repairman, mentor pemulihan diri
6. Butcher, mentor permainan pisau
7. Pekwarsky, mentor pembunuh.

Wesley Gibson dibentuk di lingkungan yang merupakan para ahli dalam pembunuhan. Karena dia ditraining dan dibentuk setiap hari, alhasil jadilah dia seperti yang diharapkan. Dengan diberi informasi sejarah ayahnya, timbullah semangat dia untuk bisa menjadi seperti ayahnya. Dan, muncullah seorang pembunuh baru dalam perkumpulan itu.

Tak disadari, ternyata kemampuannya meningkat pesat. Berbagai training dilalui dan dia menjadi orang nomer 1 di perkumpulan itu. Semua orang melihat karena dia memiliki darah dari ayahnya yang juga pembunuh. Sehingga mereka melihat, kemampuan Wesley adalah karena ada keturunan dari ayahnya.

Tetapi, saya melihat dari sisi yang berbeda. Kemampuan dia memang ada yang diwarisi dari ayahnya. Tetapi, 90% dari apa yang dia miliki adalah dari pengasahan dirinya di perkumpulan itu. Dia berusaha bangkit setelah disadarkan bahwa dia memiliki kemampuan yang luar biasa.

Begitu pula diri kita. Kita seringkali tidak menyadari kemampuan kita. Karena kita tidak menyadari kemampuan kita, maka kita menjadi orang yang biasa-biasa saja, hidup seperti biasanya. Padahal, apabila ada orang yang menunjukkan kemampuan kita.. atau kita menemukan kemampuan kita sendiri, maka kita bisa mengasah kemampuan kita menjadi lebih baik.

Seorang Wesley yang awalnya adalah seorang akuntan, akhirnya bisa menjadi pembunuh karena disadarkan akan kemampuannya dan dididik oleh para mentor handal yang sudah berpengalaman di bidangnya. Begitulah hidup kita. Kita bisa maju dan berkembang, ketika kita sadar kemampuan kita dan berguru pada orang-orang yang ahli dalam bidang sesuai dengan kemampuan kita.

Jangan menyerah. Setiap orang memiliki kemampuan yang luar biasa. Selanjutnya, tinggal bagaimana kita menemukan kemampuan kita, mengasah kemampuan kita hingga suatu saat nanti kita bisa menjadi "super hero" seperti yang kita impikan. "super hero" bukan seperti superman, batman, dll. Tetapi "super hero" dalam artian sebagai alat Tuhan di dunia ini, untuk menjadikan hidup ini semakin berarti karena Tuhan sudah menciptakan kita.

Thursday, July 17, 2008

Hilangnya sebuah kesempatan

Siapa yang tidak ingin menjadi terkenal ? Siapa yang tidak ingin meraih sukses dalam sekejap ? Semua orang tentunya berharap bisa menjadi sukses ataupun terkenal dalam sekejap.

Banyak acara international yang mendulang sukses negara yang menjadi penyelenggara. Ambillah contoh 2 event international besar, Olimpiade dan Piala Dunia. Ketika acara international ini diselenggarakan di sebuah negara, negara yang bersangkutan akan mendulang sukses luar biasa. Sukses yang dimaksud adalah pendapatan (devisa) yang melimpah dalam sekejap, negara dan kota2nya menjadi terkenal dalam sekejap, dan implikasinya cukup signifikan bagi perkembangan industri pariwisata di masa mendatang setelah acara tersebut.

Korea Selatan, setelah sukses menyelenggarakan Olimpiade musim panas pada tahun 1988, berkembang menjadi sebuah negara yang memiliki laju perekonomian yang bombastis. Hal itu ditunjukkan dengan kemampuan Korea Selatan menjadi negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tercepat sedunia (menurut OECD) semenjak berakhirnya perang dunia kedua dan pulih dari krisis ekonomi tercepat, yang dimana hal tersebut akibat tidak langsung dari kesuksesan penyelenggaraan olimpiade. Ini adalah sebuah contoh kesuksesan karena penyelenggaraan Olimpiade.

Acara internasional akan menentukan tempat berlangsung kegiatan besar tersebut hingga 2 periode yang akan datang. Artinya, ketika Olimpiade 2008 berjalan, maka panitia telah menetapkan tempat Olimpiade 2012 dan alternatif tempat Olimpiade 2016. Hal ini tidak lain untuk membuat negara yang bersangkutan memiliki waktu untuk bersiap diri menyelenggarakan event international tersebut dengan sebaik mungkin.

Namun, hari ini saya membaca Kompas, yang mengatakan bahwa Stadion Peter Mokaba, tempat penyelenggaraan Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan masih belum selesai dalam pembangunannya. Tentunya, banyak pihak yang menyayangkan kesempatan yang sangat langka ini... menjadi sebuah host acara international yang telah diperjuangkan dengan susah payah oleh pemerintah dan masyarakat setempat, tetapi akhirnya panitia harus mengganti tempat dengan alasan bahwa persiapan yang belum selesai. Dan, panitia telah mencanangkan untuk memindahkan acara Piala Dunia 2010 di Brasil, apabila pada saatnya Afrika Selatan masih belum bisa menyelesaikan stadion tersebut tepat pada waktunya. Otomatis, Brasil yang telah terpilih sebagai tempat penyelenggaraan Piala Dunia 2014 sangat bergembira, karena apabila Afrika Selatan benar2 tidak siap, maka penyelenggaraan Piala Dunia akan berturut2 diadakan di Brasil. Dan, untung sekaligus sukses besar telah menanti di Brasil.

Seringkali kita juga mengalami hal yang sama. Sukses besar telah menanti. Hal besar sudah di depan mata. Tetapi, kemampuan kita masih belum mencukupi. Ada hal2 diri sendiri yang belum dibereskan, dan banyak problematika yang belum bisa diatasi. Sehingga, kesempatan besar yang seharusnya jatuh ke tangan kita.. akhirnya harus dilimpahkan ke orang lain karena kesalahan kita sendiri.

Oleh karena itu, bersiaplah sedini mungkin. Kesempatan besar tidak akan datang kedua kali. Dan, ketika kita dipercaya sebuah kesempatan yang besar, janganlah menyia-nyiakan kesempatan itu. Lakukanlah apapun juga untuk membuat kesempatan itu menjadi sebuah kenyataan.

Semoga sukses.

Lari secepat mungkin

Pernahkah Anda ikut lomba berlari ? Kalau Anda bukan seorang pelari yang ingin mencapai kemenangan dan mendapat hadiah, sepertinya Anda tidak akan terlalu menggebu-gebu dengan sekuat tenaga untuk memenangkan lomba lari. Kalau Anda adalah seorang pelari professional dan mengikuti kejuaraan nasional atau bahkan internasional, maka Anda akan berusaha sekuat tenaga, berlatih tiap hari agar dapat mengikuti lomba lari dengan sekuat tenaga.

Tetapi, bagaimana apabila Anda bukan seorang pelari professional, tetapi Anda harus mengikuti kejuaraan lari ? Apakah ada cara yang efektif untuk bisa berlari dengan secepat mungkin dan punya motivasi untuk menang ?

http://uk.youtube.com/watch?v=EiTLPw2t6pk

Ketika saya melihat video ini, saya membayangkan bahwa saya yang adalah pelarinya. Tentu saja saya akan berlari kencang agar tidak kena batu es yang meluncur di belakang saya.

Begitu pula kehidupan ini. Seringkali kita merasa bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu karena kita tidak ahli di sana. Tetapi, ketika sebuah masalah besar siap menghajar kita, maka mau tidak mau kita akan berusaha untuk melakukan sesuatu agar terhindar dari masalah itu. Sama seperti apa yang kita lihat di video tersebut. Bukannya tidak mungkin hal itu bisa terjadi pada kehidupan kita.

Karena itu, marilah kita berusaha melakukan segala sesuatu dengan semaksimal mungkin, bukan karena ada masalah yang siap menghajar kita, tetapi karena kita tahu bahwa kita ditempatkan disana untuk melakukan pekerjaan baik yang sudah ditetapkan bagi diri kita.

Monday, July 7, 2008

Who could help me ?

Seringkali dalam kehidupan ini, kita selalu merasakan bahwa kita merasa sendirian, kita tidak memiliki teman, kita tidak memiliki rekan yang bisa membantu permasalahan atau problem kita, dll.

Dalam beberapa minggu ini, saya selalu berusaha untuk bisa memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan bantuan saya. Saya sadar bahwa Tuhan telah memberikan saya banyak talenta untuk bisa dibagikan kepada orang lain. Tetapi, ketika permasalahan datang ke saya, saya merasa sendirian dan sepertinya beban begitu berat yang menimpa ke saya. Dan, sepertinya tidak ada orang lain yang bisa saya mintain bantuan, karena hal yang menimpa saya sangat spesifik dan hanya saya saja yang mengerti untuk menyelesaikan problem tersebut.

Saya merasa jadi orang yang perlu dikasihani di dunia ini. Saya merasa capek sekali, tetapi tidak ada orang yang peduli. Dan, kemudian saya mengambil waktu hening sejenak sambil berpikir, apakah benar pemikiran yang aneh ini. Dan, saya menemukan bahwa saya tidak lagi sendiri karena ada sebuah bisikan dari hati kecil saya yang mengatakan "Kamu tidak sendirian anakKu. Masih ada yang memperhatikan kamu ketika kamu merasa sendirian".

Saya bersyukur bahwa Tuhan masih tinggal di dalam hati saya dan mengingatkan bahwa Dia masih hadir dalam hidup saya dan selalu menopang ketika saya membutuhkan topangan. Ketika tidak ada orang lain yang mampu menolong Anda, ingatlah bahwa Tuhan senantiasa ada untuk menolong Anda di setiap lini kehidupan Anda.

Friday, July 4, 2008

Perubahan membutuhkan usaha

Sebuah perubahan bukan hanya berbicara visi, tetapi membutuhkan usaha yang sangat besar. Setelah "dihajar" dengan demonstrasi warga selama 2 bulan lebih tentang isu impor sapi gila dari Amerika Serikat, Presiden Korea Selatan akhirnya juga tidak bisa bernegosiasi dengan Washington untuk meloloskan keinginan warganya. Dan, perubahan yang dilakukan hanyalah sebatas pengaturan aturan karantina daging sapi yang bermasalah dan sistem pemeriksaan yang diperketat seputar isu sapi gila.

Protes keras tetap menghantui beberapa kota besar, meski Presiden dan kabinetnya menjamin keamanan daging sapi yang akan masuk ke Korea Selatan. Alhasil, para pelaku industri makanan (restoran dan supplier) semua menempelkan label "Daging sapi impor dari Australia" untuk mengurangi kekhawatiran penurunan penjualan dari industrinya.

Dengan melihat perilaku konsumen, para ahli tidak tinggal diam dengan keadaan yang semakin tidak menentu. Para ahli pemasaran bertindak cerdik dengan memberikan diskon tunda, yang membuat para konsumen berharap akan mendapatkan daging sapi impor Amerika yang harganya jauh lebih murah hingga 60% dari harga daging sapi Korea.

Peningkatan volume penjualan yang dialami toko daging di Seoul pun terjadi. Toko daging ini tidak pernah memperkirakan bahwa dagingnya akan terjual sedemikian larisnya. Dalam sehari buka, setelah tokonya tutup beberapa hari dan memberi penawaran "big sale" untuk daging sapi Amerika pada saat akan buka lagi, toko ini mendapatkan pendapatan 1.5 juta won (atau setara 15 juta rupiah) untuk penjualan daging sapi Amerika.

Meski orang masih dihantui perasaan cemas adanya penyakit sapi gila, tetapi perilaku konsumen membeli produk dengan harga murah dan jaminan kesehatan yang dipastikan oleh pemerintah tetap memegang dominan dalam ekonomi. Sepertinya, kita akan melihat perubahan masyarakat Korea secara perlahan. Mereka akan bisa menerima daging sapi impor dari Amerika pada suatu hari nanti.

Perubahan tentunya membutuhkan usaha dan pengorbanan. Pengorbanan materi bahkan pengorbanan harga diri seorang presiden turut ambil bagian dari masalah daging impor ini. Semoga semua pengorbanan ini membawa ke arah yang lebih baik.

Thursday, July 3, 2008

Overload = Jenuh ?

Apakah saudara pernah mengalami overload ? Pekerjaan menumpuk, tugas bertambah, proyek belum selesai, urusan keluarga semakin kompleks, dan sepertinya tidak ada waktu luang untuk bernafas dari rutinitas kita sehari2.

Saya sedang mengalaminya. Setelah 1 semester berlalu, saya merasa benar2 overload. Setiap hari selalu berpikir permasalahan serupa dan tidak menemukan titik terang dari permasalahan tersebut. Dan, ketika kita telah overload, kejenuhan itu akhirnya muncul.

Sama halnya dengan sebuah komputer, ketika overload terjadi, komputer kita akan "hang" dan kita harus merestart. Begitu pula manusia. Terkadang kita perlu me-refresh diri kita dengan sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang membuat kita merasa segar, seperti ketika sebuah komputer di-restart.

Meluangkan waktu bagi keluarga, meluangkan waktu bagi hobby kita, beristirahat, pergi ke taman, bercengkerama dengan teman adalah sekian alternatif dari banyak kegiatan lainnya yang memungkinkan kita untuk refresh. Tetapi, janganlah lupa untuk selalu mendekatkan diri kepada Pencipta kita sebagai sumber kehidupan kita, yang akan memulihkan kejenuhan hidup kita.

Tuesday, June 24, 2008

Perubahan = resiko

Improvement & Revolution mengandung makna yang sama dalam kamus perubahan. Namun, kata improvement lebih menekankan bagaimana sebuah perubahan itu naik secara perlahan-lahan menuju sebuah tingkatan. Sedangkan revolution mengarah pada sebuah perubahan yang meloncat dari suatu titik ke titik yang jauh lebih tinggi atau bahkan jauh lebih rendah.

Sebuah mobil, akan memiliki akselerasi yang lebih bagus ketika telah dipakai lebih dari 5.000 km. Ketika kita merawat dengan baik, maka mobil tersebut akan tetap memiliki kemampuan bergerak sesuai yang diharapkan. Tetapi, di lain sisi, mobil tersebut mengalami penurunan kualitas, karena aus, gesekan, pengikisan, dsb. Untuk menjaga agar mobil dapat dipakai lebih lama, maka perawatan intensif sangat dibutuhkan. Atau, perlu pemberian nutrisi bahkan hingga penggantian spare part untuk menjaga kualitas pergerakan mobil tersebut.

Nah, bagaimana caranya merawat mobil dengan intensif ? Bagaimana menentukan pelumasnya ? Bagaimana menentukan spare-part yang tepat ?
Untuk meningkatkan akselerasi kendaraan, maka kita perlu merubah pelumas yang biasa kita pakai dengan pelumas yang lain. Untuk meningkatkan kualitas kendaraan, kita perlu mengganti spare part yang ada dengan spare part baru. Artinya, kita perlu menyiapkan perubahan terhadap mobil kita untuk menjadi lebih baik di kemudian hari.

Sama dengan halnya diri kita. Ketika kita sudah capek, sudah kelelahan, sudah tidak bisa menentukan arah hidup kita lagi, kita perlu memperbarui "pelumas" kita, atau mungkin kita perlu mengganti "spare-part" diri kita. Apa pelumas dan spare-part dari diri kita ? Tidak lain adalah input yang masuk dalam mulut dan pikiran kita. Apa yang masuk sebagai makanan dan apa yang masuk sebagai ilmu akan memperbaharui diri kita lebih baik di masa yang akan datang.

Tentunya, pembaharuan itu akan mengandung resiko yang tidak bisa dipastikan. Biasanya makan burger, sekarang jadi makan nasi. Biasanya selalu belajar marketing, sekarang belajar manajemen operasi. Nah, hal ini yang bisa menambah kualitas kita, namun mengandung resiko yang tidak bisa dihitung hasilnya di kemudian hari. Apakah akan berbeda hasilnya ketika kita makan burger sebelumnya, dan sekarang harus makan nasi? Apakah berbeda kalau dulu jurusan saya sebelumnya adalah marketing, dan saat ini harus mengambil manajemen operasi ?

Perubahan = resiko. Artinya, kemampuan kita untuk melihat apa yang harus kita rubah, akan menentukan masa depan kita. Semakin tinggi resiko yang kita ambil, maka revolusi akan bisa terjadi. Tetapi, semakin kecil resiko yang kita ambil, maka improvement'lah yang akan terjadi. Janganlah sembarangan berubah. Karena, kita sebagai manusia selalu menyesal terlambat. :)

Thursday, June 19, 2008

Ketaatan = Kejujuran

Harian Kompas online, 20 Juni 2008, meliput tentang kerendahan tingkat kepatuhan para pejabat kejaksaan. ("Laporan Kekayaan : Kepatuhan Pejabat Kejaksaan Rendah"). Hal ini terlihat dari rutinitas pelaporan harta kekayaan kepada KPK yang masih rendah. Dan, tingkat kepatuhan tersebut dinilai kurang dari 70%. Padahal, pelaporan ini dibutuhkan sebagai salah satu cara mencegah praktik korupsi.

http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/06/20/00203492/kepatuhan.pejabat.kejaksaan.rendah

Ikan busuk dari kepala. Tentu kita sering mendengar kata-kata ini. Berita ini juga memberi sekelumit eses negatif kepada masyarakat, dan sekali lagi masyarakat kurang percaya pada pemimpin karena kualitas kepatuhan yang dipertanyakan. Toh, tidak ada ruginya melaporkan kekayaan yang memang didapatkan secara halal.

Apabila tingkat kepatuhan tidak dapat meningkat dari angka tersebut, maka sepertinya kejujuran para pejabat pun juga perlu diragukan. Dan, hal ini menjadi sebuah PR yang berat bagi kita semua sebagai masyarakat Indonesia.

Meskipun kita bukan pejabat, bukan pemimpin besar, bukan orang terkenal, tetapi kita masih bisa berbuat sesuatu yang benar. Perubahan dalam diri kita akan memberi dampak bagi sekeliling kita. Apabila ada orang lain yang berbuat tidak benar, kita tidak perlu meniru untuk menjadi mereka. Ada baiknya, kita sebagai pribadi yang percaya pada Tuhan, tetap memegang teguh bahwa sebuah kepatuhan yang benar akan menghasilkan kejujuran di masa datang.

Monday, June 16, 2008

Gado-gado pake wortel - berbeda itu wajar

Apakah anda pernah melihat masakan Gado-gado mengandung wortel di dalamnya ?

Saya ketawa geli ketika ada seorang teman yang sedang makan gado-gado, kemudian dia berkata seraya bertanya kepada si koki "Gado-gado'nya mantap banget. Cuma sayang, ga ada wortelnya." Beberapa orang yang mendengar, termasuk saya, tertawa mengejek teman kami yang mengatakan bahwa gado-gadonya tidak mengandung wortel.

Setelah kami tertawa-tawa, ternyata ada beberapa teman lain yang nyeplos "Lo, gado-gado di Jogja dan Solo itu pakai wortel juga". Dan, beberapa teman yang asal Jogja dan Solo juga membenarkan pernyataan tersebut.

Seringkali, dalam kehidupan kita, kita akan menertawakan hal-hal yang berbeda dari apa yang biasanya. Karena kita telah terbiasa hidup dengan cara A, maka kita akan menertawakan orang yang hidup dengan cara B. Karena kita terbiasa makan dengan cara A, maka kita akan menertawakan orang yang makan dengan cara B.

Berbeda itu adalah hal yang wajar. Apabila kita menemukan sisi yang berbeda dari rekan kita, sudah selayaknya kita mencari tahu lebih dalam lagi sebelum kita menghakimi dengan menertawakannya. Tetapi, manusia seringkali terlebih dahulu menertawakan daripada mencari tahu terlebih dahulu.

Gado-gado pakai wortel tersedia juga di Indonesia. Jadi, jangan menertawakan orang lain sebelum kita mengetahui kebenarannya.

Thursday, June 12, 2008

Tidak membantu = membantu ?

Hari ini saya terpojokkan dengan sebuah situasi yang sangat tidak menyenangkan. Saya dianggap sebagai orang jahat, karena tidak mau membantu teman saya dalam mengerjakan thesisnya pada saat-saat menjelang sidangnya.

Saya tidak tahu apakah definisi membantu yang dia pikirkan. (maklum, beda kebudayaan menyebabkan beda persepsi). Tetapi, reaksi dia hari ini menunjukkan sikap yang sungguh tidak menyenangkan dan menyalahkan saya sebagai akibat kegagalannya dalam ujian sidang thesis hari ini. Setiap kali bertemu dengan saya, perkataannya hanya satu. "I have a big problem".

Saya kembali bertanya kepada diri saya sendiri. Apakah saya bersalah dalam hal ini? Apakah saya harus bertanggung jawab atas kegagalannya ? Sebenarnya, ide yang dia kembangkan saat ini adalah ide yang telah saya kembangkan. Karena dia tidak pernah terlibat dalam diskusi pembahasan topik tersebut, akhirnya saya sendiri yang mengerti segala sesuatunya tentang topik tersebut. Pada beberapa waktu ini, saya juga disibukkan dengan berbagai tugas yang diberikan ke saya oleh beberapa professor sekaligus (bukan hanya 1, tetapi beberapa professor). Dan, saya merasa bahwa saya perlu konsentrasi terhadap tugas saya, sehingga saya membiarkan dia untuk mengerti dengan usahanya sendiri agar bisa lulus dari sidang thesis.

Setelah merenung cukup lama, meski saya tidak bermaksud demikian, tetapi saya dapat mengasumsikan bahwa saya telah membantu dia dengan tidak memberikan bantuan. Apa maksudnya ?

Kalau saya berpikir positif, artinya saya memberi kesempatan bagi dia untuk belajar mandiri. Dengan tidak membantu dia saat ini, artinya saya membantu dia untuk berusaha sendiri dengan usaha dan kemampuannya sendiri.

Dalam kehidupan ini, tidak selamanya kita bisa hadir untuk membantu orang lain. Ada saatnya kita perlu untuk berkata "tidak". Segala sesuatu itu ada saatnya. Sama seperti berkat yang diberikan Tuhan kepada kita. Tidak selamanya berkat itu datang pada saat yang kita menginginkannya, tetapi berkat itu datang pada saat kita membutuhkannya. Dan, berkat itu tidak selamanya seperti yang kita minta, tetapi berkat itu akan datang seperti yang kita butuhkan.

Saya bersyukur bahwa saya masih bisa membagi berkat di tengah kegalauan saya saat ini. Dan, biarlah pengalaman ini bisa menjadi sebuah cerita positif bagi setiap anda, yang pada saat ini juga mengalami hal yang sama dengan saya; dibenci, dimusuhi, dikucilkan karena tidak memberi bantuan seperti yang diinginkan orang lain. Tidak selamanya perihal memberi bantuan = membantu orang lain. Tidak membantu orang lain, itu juga membantu orang lain tersebut menjadi lebih dewasa.

Tuesday, June 10, 2008

Perubahan besar dan perubahan kecil

Manusia selalu berusaha untuk meraih sesuatu dengan instan, dengan cepat, tanpa biaya, langsung tanpa harus menunggu, dan lain sebagainya. Intinya, perubahan yang cepat, baik dan menguntungkan... itulah yang selalu diharapkan setiap orang.

Pertanyaan berikutnya: Siapa yang tidak ingin kaya mendadak ? Siapa yang tidak ingin sukses mendadak ? Siapa yang tidak ingin pintar mendadak ? Sepertinya, pertanyaan ini adalah sebuah pertanyaan yang akan dijawab "YA, saya mau" oleh kebanyakan orang. Tetapi, kita lupa bahwa dibalik sebuah perubahan, ada makna yang tersembunyi.

Manusia lupa dengan apa yang dinamakan "proses". Proses dibutuhkan agar hasil perubahan yang terjadi tidak berlangsung sejenak, tetapi kekal. Proses dibutuhkan agar kenikmatan hasil dari perubahan dapat dirasakan selamanya.

Dari tahun lalu, saya selalu berusaha membaca journal dengan cepat. 1 hari target membaca sebuah journal ataupun conference paper untuk kemajuan penelitian saya. Setiap hari saya selalu tekun membaca topik2 yang berkaitan dengan penelitian saya. Saya selalu berharap, minggu depannya saya bisa menemukan sebuah topik baru untuk saya tulis sebagai hasil penelitian. Begitu pula minggu depannya, saya selalu berharap ada hasil penelitian dari apa yang telah saya baca. Saya berharap ada perubahan besar yang terjadi dengan membaca sebuah atau 2 buah journal. Tetapi, apa yang saya hasilkan ? Selama 1 tahun (lebih dari 20 hasil penelitian), saya cuma belajar hal dasar yang telah dikembangkan selama 1 dekade terakhir. Saya hanya BELAJAR, tanpa hasil apapun juga.

Awalnya, saya kecewa dengan keadaan saya. Saya kok cuma bisa belajar, saya kok cuma bisa membaca journal tanpa implementasi dari apa yang saya pelajari. Ternyata, apa yang saya pikirkan semuanya akhirnya berbeda. Saya mendapat sebuah hikmat baru dari apa yang telah saya pelajari.

2 orang teman saya sedang mengerjakan thesis untuk kelulusan mereka. Dalam satu minggu ini, mereka sering ke tempat saya untuk menanyakan topik yang sedang mereka kerjakan. Ternyata, professor menghendaki semua orang di lab melakukan penelitian sesuai topik yang saya pelajari. Dan, hanya saya yang mendalami ilmu tersebut. Sehingga, semua orang - mau tidak mau - harus bertanya kepada saya untuk mendapatkan informasi yang cepat, tepat dan akurat.

Saya baru merasakan bahwa apa yang saya pelajari selama 1 tahun sedang berbuah saat ini. Saya selalu merasa bahwa apa yang telah saya pelajari masih belum berguna. Ternyata, dalam minggu2 ini saya semakin mendapat ide untuk implementasi, dikarenakan ide-ide dari paper-paper hasil penelitian yang saya baca akhirnya diterapkan di thesis 2 teman saya tersebut. Ilmu saya semakin terasah dan saya menemukan jalan kembali untuk implementasi.

Apakah Anda pernah mengeluh seperti saya ? Apakah anda pernah mengalami sebuah proses panjang, dimana saudara tidak merasakan bahwa hidup Anda sedang berbuah ? Buahnya tidak bisa diprediksi, kapan akan dimakan, kapan akan dirasakan. Tetapi, ketika kita setia dalam hal yang diserahkan kepada kita.. ketika kita setia dalam perubahan kecil, maka sebuah hasil dari perubahan itu akan menanti kita di kemudian hari. Dan, perubahan kecil justru hasilnya lebih dahsyat daripada sebuah perubahan besar. Apakah anda percaya hal ini ?

Monday, June 9, 2008

Berubah - awalnya nggak enak tapi akhirnya bisa jadi enak

Pernahkah kita merasa bahwa melakukan sesuatu hal yang baru adalah sesuatu yang tidak menyenangkan ? Pernahkah kita berusaha menghindar untuk melakukan sesuatu hal yang tidak biasa kita lakukan, karena hal tersebut masih baru ?

Hampir satu tahun saya menggunakan kertas A4 dengan berat 80 gram. Di lab saya, mau print apa aja .. silakan. Pakailah kertas sebanyak yang kamu mau untuk kepentingan research. Tiba2, harga barang2 di Korea meningkat seiring dengan pengaruh kenaikan harga minyak dunia. Begitu pula harga kertas. Dan, hal ini mengakibatkan adanya efisiensi di beberapa sektor, seperti penghematan kertas.

Ternyata, bukan jumlah kertas'nya yang dihemat, tetapi ukuran kertasnya yang disesuaikan. Saat ini, lab kami menggunakan kertas A4 dengan berat 75 gram. Sepertinya sih tidak jauh beda. Tetapi, pada saat awal perubahan, terasa sekali bahwa kertas 75 gram itu sangat tipis, karena bisa terlihat tembus pandang ke belakang (karena sinar di lab saya terang sekali). Pada hari yang sama, saya mencari tumpukkan kertas ukuran 80gram yang tersisa di gudang, tapi ternyata tidak ada sisa lagi. Semua telah tergantikan dengan kertas 75 gram.

Mulailah hari2 saya dengan menggunakan kertas A4 - 75 gram, yang serasa tipis sekali - dibandingkan kertas 80 gram. Saya merasa tidak nyaman dengan kertas ukuran baru ini. Tetapi, tidak ada pilihan lain. Begitulah saya menggunakan kertas ini selama kurang lebih 2 bulan lebih.

Ternyata, hingga saat ini, saya sudah tidak merasakan tipisnya kertas itu. Saya justru berpikir bahwa kertas ini seperti kertas A4 80 gram. Tidak berbeda jauh dengan yg 80 gram.

Seringkali kita melihat sebuah perubahan dengan membandingkan yang dulu dengan yang baru. Dan, seringkali kita melihat bahwa kondisi yang dulu itu menyenangkan dan enak, sehingga hal itu membuat kita mengeluh dengan kondisi yang baru. Marilah kita belajar bersyukur dengan apa yang kita dapatkan. Perubahan belum tentu menghasilkan sesuatu yang buruk. Dengan berjalannya waktu, perubahan akan menjadi sebuah kebiasaan yang akhirnya dapat kita nikmati sebagai sebuah berkat Tuhan yang unik dari kehidupan kita sebelumnya. Sudahkah kita bersyukur atas perubahan yang telah kita alami dalam hidup ini?

Thursday, June 5, 2008

The best slide design ???

Ketika melihat presentasi2 dari mahasiswa maupun dosen Korea, saya cukup tercengang dengan gambar dan desain yang ditampilkan. Mereka cukup rajin dan berusaha membuat tampilan semenarik mungkin. Isi bisa sama dengan pemikiran kita, tetapi desain dan tampilan berbeda. Dan, tampilan yang mereka buat benar2 membuat orang terkesima dan terkagum2.

Salah satu contoh design presentasi yang dibuat teman lab saya adalah seperti gambar berikut ini.


Beberapa orang yang melihat desain ini berdecak kagum seraya iri dan bertanya.. bagaimana mereka mempersiapkan desain seperti itu ?

Susah sekali untuk menyiapkan slide presentasi seperti gambar di atas. Butuh waktu dan ketelitian pada saat membuatnya. Tetapi, itulah yang diperhatikan oleh orang-orang Korea, khususnya mereka yang menawarkan globalisasi. Kalau tidak percaya, coba cari slide orang Korea yang dipergunakan untuk acara internasional. Mayoritas (tidak semuanya) pasti akan menggunakan konsep desain yang menarik dan memukau serta membuat kita berdecak kagum.

Hal ini berkaitan juga dengan kepemimpinan. Bukan hanya masalah hati, skill, inner heart yang harus diperhatikan seorang pemimpin. Tetapi, masalah penampilan, out-looking juga menjadi sebuah hal yang perlu menjadi perhatian. Bagaimana kita berpenampilan menarik di depan orang untuk menunjukkan kharisma kepemimpinan kita.

Menarik, bukan berarti harus tampil dengan gaya mewah, menggunakan pakaian berkerah dan dasi serta jas setiap hari. Menarik artinya, rapi, tidak awut-awutan, dan masih sedap dipandang oleh orang lain. Kepemimpinan bukan saja berasal dari dalam diri kita, tetapi juga berasal dari apa yang dilihat orang dari penampilan kita. Slide presentasi orang Korea telah membuktikannya......

Wednesday, June 4, 2008

Ada yang maju dan ada yang tidak maju di negara maju

Setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan kelemahan. Ketika kita mengoptimalkan dan mengembangkan kelebihan kita, maka kita akan berhasil. Namun, ketika kita terlena dengan kelemahan kita, maka kita akan semakin terperosok.

Beberapa bangsa maju melihat diri mereka sebagai bangsa yang memiliki kelebihan di tengah kekurangan mereka. Dan, sebagai orang yang melihat negeri tersebut dari luar, maka selalu terlihat kelebihannya daripada kelemahannya. Benarkah demikian ?

Mari kita lihat beberapa kejadian berikut ini.
http://uk.youtube.com/watch?v=fJuNgBkloFE
Video ini menggambarkan bagaimana keadaan di sebuah negara maju yang masih memiliki kelemahan (meski tidak semua orang seperti yang diwawancarai)

Kejadian yang lainnya. Ketika saya bepergian ke Jepang dan akan kembali ke Korea, ada orang Jepang yang bersama-sama dalam satu pesawat. Sepertinya orang ini baru pertama kali naik pesawat. Apa yang terjadi ? Dia menyalakan HP pada saat pesawat tinggal landas. Dan, dia melakukan panggilan telepon pada saat pesawat mengudara. Ternyata, di sebuah negara maju masih ada orang yang 'katrok'.

Bagaimana pada waktu di Korea? Ketika saya naik subway, banyak orang Korea yang masih bertanya bagaimana cara naik subway. Bahkan, tidak sedikit yang menganggap saya orang Korea dan bertanya kepada saya "Bagaimana caranya beli tiket subway? Kalau mau ke tempat A, harus naik line yang mana? dsb. dll. "..... saya bisa kategorikan hal ini sebagai katrok juga.

Beberapa hal diatas menunjukkan bahwa di tengah kemajuan sebuah bangsa, masih ada orang-orang yang tertinggal. Dan, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna.

Negara2 di atas termasuk dalam negara maju, namun masih bisa ditemukan beberapa kelemahan di dalamnya. Tetapi, apakah hal itu membuat dunia menyangsikan tentang kemajuan bangsa itu ? Apakah mereka memperhitungkan kelemahan bangsa itu ?

Tentu saja tidak, bukan ? Negara tersebut masih tetap dianggap maju karena faktor-faktor yang lainnya, seperti perhitungan pertumbuhan ekonomi, perhitungan GDP nasional, dll. Dan, orang-orang yang melakukan perubahan dahsyat adalah orang-orang yang memang berniat untuk maju dan tahu terlebih dahulu daripada orang-orang lainnya.

Bukan berarti orang-orang yang tidak maju adalah orang-orang yang tetap pada posisinya dan tidak mau maju. Lingkungan sekitar mereka membuat mereka akhirnya maju dengan sendirinya. Dan, sedikit demi sedikit... orang-orang yang tidak maju akan menjadi maju karena lingkungan yang membentuk mereka untuk maju.

Siapa yang membentuk lingkungan tersebut ? Tidak lain dan tidak bukan adalah seorang manusia. Seorang manusia, yang tahu terlebih dahulu, yang belajar lebih dahulu, yang punya pengaruh, yang mengerti ttg kehidupan terlebih dahulu... memberi pengaruh sehingga efek pengetahuan dia menjadi sebuah pengaruh besar bagi negara dan menyebabkan orang-orang lain untuk - mau tidak mau - harus maju atau dikatakan sebagai orang bodoh karena tidak mau maju.

Oleh karena itu, jangan meremehkan diri anda ketika anda hidup. Kelemahan yang anda miliki saat ini bukan berarti kelemahan yang akan anda miliki di masa depan. Kelemahan itu akan berubah menjadi kekuatan seiring dengan berjalannya waktu dengan menyesuaikan keadaan lingkungan dimana kita tinggal. Kelemahan itu akan berubah menjadi sebuah kekuatan yang mampu mendorong orang lain untuk beranjak dari kelemahan mereka dan menemukan kekuatan mereka.

Orang-orang pada contoh di atas adalah orang-orang yang bisa dikatakan 'bodoh'. Tetapi, karena pengaruh lingkungan yang mengatakan bahwa negara tersebut sangat pandai dan maju, maka mau tidak mau mereka harus bergerak maju.

Mari kita atasi kelemahan kita. Tidak selamanya kita akan terkungkung oleh kelemahan kita. Memiliki kelemahan adalah hal yang wajar dan tidak perlu sedih berkelanjutan akibat kelemahan kita saat ini. Mari maju bersama-sama. Bersama kita bisa ... (wah, jadi kayak kampanye.. hehehe).

Monday, June 2, 2008

Speed....

Hari ini saya mendapat sebuah cerita dari seorang teman (dari Vietnam) yang suka dengan olahraga Sepak bola. Minggu lalu, teman2 dari Vietnam mendapat kesempatan bertanding dengan salah satu tim sepak bola teman2 Korea di sebuah kampus negeri di daerah Busan.

Dia berkata bahwa Korea memang sangat cepat. Memang tidak salah kalau Korea punya kata "pali-pali". Salah satu hal yang membuat dia terkagum-kagum adalah ketika dia mau memperebutkan bola. Dia berada kurang lebih 5 meter dari bola. Dan, seorang lawan berada lebih jauh dari bola (di belakang teman saya). Dia adalah orang yang paling dekat dengan bola pada saat itu. Otomatis, dia akan datang menghampiri bola tersebut.

Dia lari untuk mengambil bola tersebut. Tetapi, ketika dia berjarak hampir 1 meter dari bola, tiba-tiba dia telah tersalip oleh orang Korea yang berada di belakangnya. Dan, orang Korea itu berhasil mengambil bola tersebut.

ck ck ck..... begitulah decak kagum dia ketika orang Korea tsb berhasil merebut bola. Saya tidak menanyakan hasil terakhirnya, yang pasti pertandingan dimenangkan oleh teman2 Korea.

Teman saya mengatakan bahwa kecepatan itulah kunci dari sebuah permainan / olahraga. Kalau orang sudah bisa menguasai kecepatan, selanjutnya orang tersebut tinggal belajar kontrol dari permainan atau olahraga yang dimaksud.

Kebudayaan Korea yang begitu mendasar (pali-pali .. yang artinya adalah cepat-cepat) membuat mereka sangat cepat dalam segala bidang. Alhasil, bukan saja dalam hal sepakbola yang dialami teman saya, tetapi juga dalam berbagai aspek seperti pertumbuhan ekonomi tercepat sedunia (OECD record, source: wikipedia.org), pertumbuhan GDP per kapita tercepat sedunia, dan masih banyak prestasi lainnya yang diakui dunia karena faktor kecepatan.

Tidak selamanya faktor kecepatan itu menentukan pemenang sebuah pertandingan/kompetisi/ atau kontes apapun juga. Tetapi, kecepatan adalah salah satu faktor yang bisa membuat orang lain cukup gentar untuk menghadapi lawannya.

Semoga terinspirasi dengan faktor "kecepatan" yang selalu menjadi dasar kebudayaan orang Korea saat ini.

Thursday, May 29, 2008

Komunikasi menunjukkan kepribadian

Ada sebuah konferensi internasional yang diadakan di kampus saya, dimana saya sebagai anggota panitia bagian umum. Di akhir sesi konferensi akan diadakan kunjungan ke Hyundai Motor Company, pabrik mobil terbesar di Korea Selatan, khusus bagi peserta konferensi. Saya ingin sekali bisa bergabung di acara kunjungan tersebut. Oleh karena itu, saya bertanya ke teman-teman Korea lainnya. Dan, mereka mengajukan 2 nama orang yang bertanggungjawab acara secara keseluruhan. Katakanlah si A dan si B.

Ketika saya bertanya kepada si A, kira-kira beginilah diskusinya :
Saya : Bolehkah saya ikut perkunjungan ke Hyundai Industry ?
A : Tidak boleh.
Saya : wah, memangnya hanya untuk peserta saja ya ?
A : Pokoknya tidak boleh. (seraya pergi meninggalkan saya).

Saya jadi bingung dengan jawaban yang sepertinya tidak masuk akal. Kemudian, saya coba bertanya kepada si B, kira-kira beginilah diskusinya :
Saya : Saya akan senang sekali kalau diperbolehkan ikut perkunjungan ke Hyundai Industry.
B : Wah, kebetulan acara itu hanya diperuntukkan bagi peserta yang membayar, bukan para anggota panitia. Tetapi, kalau jumlah peserta terbatas, saya rasa professor akan mengundang mahasiswa asing untuk bergabung ikut dalam perkunjungan tersebut. Tapi, saya tidak bisa memastikannya. Tunggu saja kabar baik berikutnya.
Saya : ooo... kira-kira kapan diputuskan untuk dibuka bagi para panitia ?
B : Wah, saya tidak berani memastikan informasi ini. Tunggu saja informasi dari professor. (sambil tersenyum)

Kalau Anda jadi saya, tanggapan mana yang paling menyenangkan dan tidak mengecewakan ?

Semua orang pasti akan mengatakan bahwa Si B adalah tipikal orang yang baik, pemimpin yang perlu diteladani, pemimpin yang bisa dianggap bijaksana karena mengemukakan pendapat dengan sebuah alasan yang masuk akal dan dengan cara yang bijaksana pula. Tidak seperti si A, yang main hantam dengan kata "pokoknya" yang tidak jelas juntrungannya dan terlihat seperti tidak bertanggungjawab.

Siapa yang akan mendapat banyak simpati dari orang lain ?

Tentunya si B, bukan si A. Dari komunikasi kedua orang itu, kita bisa menilai kepribadian mereka masing-masing. Demikian juga diri kita masing-masing. Cara kita berkomunikasi akan menunjukkan pribadi kita. Dan, kepribadian kita akan menentukan bagaimana kita akan menjadi seorang pemimpin.

Bermuka Dua

Apakah anda pernah mendengar istilah bermuka dua ? Ketika berhadapan dengan si A, dia tampil dengan wajah gembira, penuh keceriaan, tanpa kesedihan. Namun, ketika berhadapan dengan si B, dia tampil dengan wajah cemberut, wajah sedih, tampang tak berdaya dan seraya butuh bantuan.

Inilah orang yang bermuka dua. Bisa tampil berbeda di waktu yang sama untuk orang yang berbeda. Capek juga kalau ketemu orang seperti ini. Namun, hidup kita pasti tidak akan terlepas dari tipikal orang-orang seperti ini.

Begitulah kehidupan sehari-hari di lab saya. Teman saya baru saja menunjukkan tampang sedih, tampang tak berdaya, susah, capek, pokoknya yang jelek2 di hadapan saya.... tiba2 raut mukanya berubah menjadi gembira, penuh senyum, bersemangat ketika datang seorang professor menemui saya. Lain orang harus dihadapi dengan cara berbeda, untuk menunjukkan respek, penghargaan dan justru belas kasihan. hehehe...

Alangkah indahnya, kita bisa tampil segar, ceria, senyum selalu .. tanpa ada tedeng aling-aling, tanpa disertai dengan itikad buruk (cari muka, ataupun berusaha menunjukkan tidak ada masalah) kepada setiap orang yang kita temui, baik itu orang sederajat, orang yang lebih "rendah" dari kita, maupun orang yang lebih "tinggi" dari kita.

Kasih harus diwujudkan kepada semua orang tanpa perkecualian, bukan ? Bentuk wajah kita juga mencerminkan kasih kita kepada orang lain. Muka cemberut, sedih, merengut ... tak lain hanya menunjukkan bentuk ingin dikasihani, bukan mengasihi kepada orang lain. Anda setuju dengan hal ini ? Ayo kita berubah.. tampil senyum dan bermuka gembira senantiasa. Bersyukur atas segala rahmat Tuhan akan membuat wajah kita tidak akan nampak sedih karena Tuhan sudah mencukupkan kebutuhan kita kapan pun, dimanapun dan dalam segala keadaan apapun juga. Amen.

Wednesday, May 28, 2008

Mengerti untuk dimengerti - Dimengerti untuk mengerti

Manakah yang lebih mudah, mengerti untuk dimengerti - atau - dimengerti untuk mengerti ?

Pernahkah kita marah2 kepada orang lain karena kita sudah capek, lelah, banyak pekerjaan ? Pernahkah kita dalam keadaan yang sudah tidak ada tenaga, tidak ada kekuatan, dan kita masih ada pekerjaan yang harus dilakukan bersama orang lain, kemudian kita membentak-bentak atau mengatakan hal-hal yang membuat orang lain tersinggung? Pernahkah kita panik atau emosi di kala deadline menunggu, dan kita putus asa karena ada prioritas pekerjaan lain yang tiba-tiba menganggu kemudian membentak-bentak orang lain sebagai orang bodoh karena tidak bisa membantu pekerjaan kita? Pernahkah kita ingin merasa dikasihani, karena pekerjaan yang menumpuk dan tak pernah selesai yang mengakibatkan kita tidak bisa melakukan pekerjaan lain yang seharusnya juga menjadi bagian kita? Di saat itulah, kita butuh dimengerti. Di kala kita berada di titik tubuh yang paling lemah, ketika kita tidak mampu menahan beban hidup yang berlebihan, ketika kita memaksakan diri kita untuk melakukan semuanya sendirian, di kala kita merasa "super power" untuk mengerjakan semua hal, ada saatnya kita akan butuh dimengerti dengan melakukan hal-hal emosional seperti yang telah disebutkan diatas.

Kita butuh dimengerti bahwa kita ini sudah capek, bahwa kita sudah tidak punya tenaga untuk bekerja, bahwa kita ini sudah berusaha, bahwa kita ini sudah mati-matian, bahwa kita ini sudah tidak tidur satu minggu, dan berbagai alasan yang lainnya agar orang lain mengerti mengapa kita marah, mengapa kita agak sewot, menunjukkan sikap yang tidak ramah dan yang paling penting adalah mengharapkan orang lain membantu kita melakukan apa yang kita mau akibat kelemahan kita. Apakah Anda pernah melakukan hal ini ?

Teman saya, katakanlah si A, melakukan hal seperti ini. Tidak hanya sekali, tetapi berkali2 melakukannya kepada saya. Tidak semua orang pernah melakukan hal ini. Tetapi, ada kalanya seseorang akan mencapai titik kelemahannya sehingga mereka akan berusaha dimengerti untuk bisa mengerti orang lain. Si A minta agar orang lain tahu betapa capeknya dia, betapa susahnya dia agar orang lain mau membantu dia, sedangkan dia selalu mengerjakan pekerjaan yang dia anggap ringan, pekerjaan yang dia suka agar terhindar dari pekerjaan sulit.. dan selalu melimpahkan pekerjaan sulit kepada orang lain dengan berbagai dalih, seperti capek, banyak pekerjaan lain, dll.

Bagaimana sikap kita terhadap orang yang bertipikal demikian ? "Kasihilah musuhmu". Hukum itu sangat sulit untuk dilakukan bukan ? Dan, orang yang seperti ini, bukan musuh kita, tetapi bisa menimbulkan kejengkelan dalam diri kita akibat sikap dia yang selalu minta dimengerti. Dan, lucunya adalah, dia bukan hanya minta dimengerti, tetapi minta dibantu mengerjakan pekerjaan yang sulit, yang dia tidak bisa lakukan dengan dalih bahwa dia capek, dia banyak pekerjaan.

Sebuah hal yang sangat susah untuk dijelaskan. Dan, sangat susah bagi kita untuk bersikap kepada orang yang selalu minta dimengerti seperti teman saya ini. Apabila kita sebagai rekan kerjanya, tentu saja capek apabila selalu bertemu dengan dia setiap hari dan selalu bersikap demikian di kala deadline menanti keesokan hari.

Kasih... itulah yang selalu diajarkan oleh Tuhan. Kasih itu panjang sabar, kasih itu murah hati, kasih itu lemah lembut, dst. Dan, tetaplah mengacu pada kasih yang sejati, kasih dari Tuhan.
Sebagai manusia ciptaan Tuhan, alangkah indahnya apabila kita belajar mengerti terlebih dahulu untuk dimengerti. Ketika kita capai, kita berusaha mengerti orang lain terlebih dahulu agar kita juga bisa dimengerti oleh orang lain. Ketika kita banyak pekerjaan dan mau mendelegasikan tugas kita, kita berusaha mengerti keadaan orang lain terlebih dahulu dan mengkomunikasikan dengan baik - dalam segala kondisi kita (baik dalam keadaan capek, keadaan susah, keadaan tidak enak, dsb.).

Hidup akan terasa indah ketika semua orang bisa mengerti untuk dimengerti - bukan dimengerti untuk mengerti.

Selamat menjalani kehidupan anda masing2.

Sunday, May 25, 2008

Terima kasih..

Ada orang-orang di dunia ini yang tidak pernah mendapatkan perhatian. Ada orang-orang di dunia ini yang suka memberi perhatian. Namun, pertanyaannya.... mengapa orang-orang yang suka memberi perhatian belum bisa menyentuh orang yang tidak pernah mendapatkan perhatian ?

Sebuah pertanyaan retoris yang susah untuk dijawab. Tetapi, saya adalah sekian orang yang beruntung, yang mendapatkan perhatian dari orang-orang yang belum bisa mendapatkan perhatian.

Saya bersyukur sekali, di hari ulang tahun saya (beberapa hari yang lalu), saya mendapat banyak ucapan selamat dari rekan-rekan saya selama di Indonesia. Meskipun lokasi yang berjauhan, teknologi telah menjadi jembatan yang bagus untuk komunikasi. Dan, saya bersyukur bahwa masih banyak orang-orang yang memperhatikan hari kelahiran saya, walaupun itu hanya perkara 1-2 menit menuliskan "HAPPY BIRTHDAY" di friendster, atau di yahoo messenger saya.

Dan... belum lagi 3 kali perayaan ulang tahun yang dirayakan dalam 2 hari berturut2. Serasa hidup ini begitu indah di tengah teman2 yang penuh perhatian,kasih sayang dan penuh dengan rasa persaudaraan.

Terima kasih untuk semua persaudaraan dan persahabatan yang telah diberikan hingga saat ini. Terima kasih untuk sebuah perhatian yang memberi rasa haru, secara khusus teman2 GKI Ebenhaezer yang telah memberi banyak kesempatan dan peluang untuk menumbuhkan kehidupan rohani saya.

Sekali lagi.. terima kasih

Thursday, May 22, 2008

Indahnya memberi

Helen Keller, seorang yang buta-tuli hingga akhir hidupnya karena sebuah sakit yang dideritanya pada umur 11 bulan, menjadi seorang yang dikenal sebagai orang pertama yang berhasil lulus dari sekolah tingkat perguruan tinggi. Dengan dibimbing oleh Anne Sulivan, seorang guru yang akhirnya mendedikasikan dirinya untuk mendidik Helen Keller dalam keadaan cacat, akhirnya segala jerih payah dan perjuangan Helen Keller untuk mengubah dunia menjadi tidak sia-sia. Banyak organisasi-organisasi sosial yang terinspirasi oleh cerita2 Helen Keller, bagaimana perjuangan dia ketika masih muda untuk menjadi orang yang berjuang di aras politik dengan dasar ideologi sosialis.

berikut kutipan perkataan beliau -----------------------------------------------------------
I was appointed on a commission to investigate the conditions of the blind. For the first time I, who had thought blindness a misfortune beyond human control, found that too much of it was traceable to wrong industrial conditions, often caused by the selfishness and greed of employers. And the social evil contributed its share. I found that poverty drove women to a life of shame that ended in blindness.
---------------------------------------------------------------------------------------------

Kebutaan bukan hanya bisa dilihat secara fisik, tetapi kebutaan juga bisa dilihat dari akibat kelemahan mental seseorang, kepasrahan diri seseorang untuk tidak berjuang dari kelemahannya untuk keluar dari kungkungan "kebutaan"nya.

Sungguh indah sebuah pernyataan dari Helen Keller ini. Ketika dia masih muda, banyak orang berpikir dia tidak akan bisa hidup lama karena penyakit di masa muda'nya yang mengakibatkan dia buta-tuli. Tetapi, sampai di penghujung hidupnya, dalam umur 88 tahun, dia tetap berkiprah untuk membuka mata dunia tentang arti kehidupan. Bahkan orang Jepang banyak yang tidak melupakan kiprah Keller bagi negara Matahari terbit ini. (kisah lengkapnya dapat dibaca di wikipedia)

Hidup tidak semata2 hanya karena meminta, tetapi juga memberi. Alangkah indahnya apabila kita hidup selalu memberi, tanpa meminta-minta. Helen Keller tidak memiliki apa-apa selain kemampuan untuk bertahan hidup dari keterbatasannya. Kemampuannya inilah yang menjadi inspirasi bagi semua orang yang hidup normal untuk senantiasa berusaha di kala dia susah. Kalau orang yang terbatas secara fisik saja mampu memberi, bagaimana dengan kita yang masih normal dan sehat walafiat ?

Marilah kita belajar memberi apa yang kita punyai, apa yang kita bisa berikan kepada orang lain. Bukan hanya perkara materi, tetapi juga hal-hal lain seperti ilmu, waktu, pemikiran, bantuan dan lain sebagainya.

Wednesday, May 21, 2008

Indahnya Kerjasama

Kemarin malam saya menyempatkan diri untuk menonton film Forbidden Kingdom, di tengah kelelahan saya bekerja. Film fiksi ini dibuat dengan cukup menarik, dengan memadukan ragam kebudayaan Asia dan Amerika. Setting lokasi dengan disertai animasi menjadi sebuah pemandangan yang menarik bagi orang yang melihat film ini. Dan yang menggelikan adalah, setting jaman dahulu di negara Tiongkok sudah digambarkan dengan orang-orang yang memiliki keahlian bahasa Inggris.

Saya tidak mau promosi film ini lebih dalam lagi. Tetapi, ketika saya melihat di akhir bagian film ini, saya terkagum-kagum karena pembuatan film ini melibatkan banyak pihak, mulai dari orang Hongkong sendiri, orang China, orang Amerika, orang Australia, hingga orang Korea. (saya juga melihat banyak sekali film-film yang telah berkolaborasi seperti ini... cuma saya mau mengamati film ini saja deh.. ). Dan, menariknya lagi.... film ini "dilempar" ke berbagai negara, mengalami banyak editing (Digital Technology) sehingga hasil akhirnya dapat memuaskan para penontonnya (telah mengalami rekayasa sedemikian rupa). Kalau biasanya, para ahli yang datang ke negara pembuat film dan membantu editing film, saat ini dengan teknologi yang canggih dan internet yang super cepat membuat para ahli tersebut tinggal menunggu kedatangan file dari negara pembuat film untuk diedit, dan setelah selesai dikirim ulang untuk reproduksi menjadi film siap tonton.

Betapa susahnya untuk mengolah sebuah film dengan kerjasama dari berbagai negara. Bukan hanya sulit ketika memahami filmnya, tetapi juga berkomunikasi antar negara. Negara asia Timur, seperti Korea, belum banyak yang memahami bahasa Inggris sebagai bahasa International (meski fakta saat ini menunjukkan adanya peningkatan di kalangan publik). Belum lagi, film ini dipadukan antara bahasa Cina dan bahasa Inggris dan berbagai paduan lainnya seperti kostum, musik, setting lokasi yang berbeda, dsb.

Saya melihat poin kerjasama yang luar biasa dalam pembuatan film ini. Dunia telah banyak berkembang, tetapi mereka tidak melihat diri mereka sebagai individu tunggal yang dapat berkembang sendirian. Mereka memilih untuk berkolaborasi, bekerja bersama-sama untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Variasi kebudayaan yang akan menjadi masalah ternyata bisa diatasi oleh berbagai negara yang tergabung dalam pembuatan film ini. (tentunya juga terjadi di film-film lainnya...).

Dunia semakin mementingkan kolaborasi. Ketika kolaborasi dan kerjasama dapat berjalan dengan lancar, maka hasil yang didapatkan akan terasa optimal dan bisa memuaskan semua pihak. Alangkah indahnya ketika semua manusia bisa bekerja bersama-sama, bukan saling memusuhi, iri hati perang, saling membunuh, dsb. , untuk mencapai tujuan hidup manusia yang mulia, untuk menciptakan kedamaian manusia di muka bumi ini, untuk menghasilkan kehidupan yang penuh damai sejahtera bagi setiap orang yang hidup di sekitar kita.

Belajarlah bekerja sama. Raihlah hasil yang anda harapkan dari kerjasama tersebut.