Ketika kita menerjemahkan Trust menjadi kata PERCAYA, sepertinya susah sekali untuk bisa melakukan hal itu di antara sesama manusia. Kata Percaya itu hanya diperuntukkan bagi sesama sahabat, keluarga, atau orang terdekat kita. Tapi, ada juga suami-istri yang sudah tidak bisa saling percaya lagi. Nah, bagaimana itu ?
Semua ujian yang diselenggarakan di PNU, mayoritas dikerjakan oleh mahasiswanya menggunakan pensil. PENSIL ???? .. iya... pensil.
Bukankah kalau menggunakan pensil itu tidak sopan ? Bukankah kalau menggunakan pensil itu nantinya bisa membuat peserta ujian lebih mudah "mencontek" ? Bukankah kalau menggunakan pensil, akan lebih mudah diganti oleh peserta ujian ketika melakukan protes nilai ? Bukankah kalau menggunakan pensil itu ada celah bagi peserta ujian untuk memanfaatkan sumber daya yang lain karena kemudahannya untuk dihapus ? dan lain sebagainya...
Pertanyaan-pertanyaan seputar hal di atas akan terus bermunculan. Bahkan, saya pribadi telah menuliskan petunjuk pengerjaan tes di soal ujian "WAJIB MENGGUNAKAN BOLPOIN". Hal ini memang lebih mengantisipasi terjadinya kecurangan dalam ujian.
Tetapi bagaimana dengan ujian yang menggunakan sistem koreksi otomatis dengan karbon ? Tentunya hal itu memerlukan supervisi khusus agar dapat meminimalkan kecurangan yang ada. Namun, yang terjadi di PNU bukan ujian dengan sistem koreksi otomatis tersebut, melainkan ujian essay, ujian hitungan matematis, ujian programming, ujian database, dan segala ujian yang berkaitan dengan Teknik Industri.
Rupanya, professor memiliki kekuatan yang powerful. Meski tes dikembalikan, ataupun tidak dikembalikan, professor memiliki penilaian yang sangat subjectif dan bisa dibilang objektif karena wajar dari sisi mahasiswa maupun dosen yang bersangkutan. Dan, menariknya adalah... tidak ada mahasiswa yang berniat melakukan penggantian karena kesalahan yang dia lakukan di kertas ujian ketika hasil ujian dibagikan.
Kultur / Budaya TRUST sudah mendarah daging di kehidupan orang Korea. Tentunya tidak semua orang bisa dipercaya. Tetapi, didikan tersebut telah ditanamkan sejak kecil, sejak TK. Dan, ketika ada orang yang melanggar TRUST tersebut, otomatis lingkungan akan menyisihkan dia.. memusuhi dia, bahkan mengusir dan memaki2 dia sebagai seseorang yang tidak layak dipanggil sebagai seorang berkewarganegaraan Korea. mengerikan bukan ?
Personal Branding
11 years ago
No comments:
Post a Comment