Manakah yang lebih mudah, menghadapi masalah atau melarikan diri dari masalah ?
Yang pasti, tidak ada orang yang mau terus berada dalam masalah. Harus ada pilihan yang diambil, mau menghadapinya atau mau menghindarinya.
Negara-negara maju berhasil menjadi yang terdepan dalam hal ekonomi dan teknologi tidak lain tidak bukan adalah karena berani menghadapi masalah. Seberapa berani menghadapi masalah, seberapa besar masalah yang dapat dipecahkan, itu menjadi tolok ukur keberhasilan negara-negara saat ini yang mendapat predikat sebagai negara maju.
Tetap tinggal dalam sebuah permasalahan tidak akan membuat kita menjadi maju. Bahkan, menghindarkan diri dari masalah merupakan sebuah tindakan yang membuat kita justru terbelakang. Mengapa Indonesia masih belum bisa keluar dari kubangan permasalahan internal negara sendiri ? Karena mayoritas dari masyarakat di dalamnya cenderung melarikan diri dari masalah ketimbang menghadapi dan menyelesaikannya.
Ambil contoh, dari SD kita mengenal negara Indonesia sebagai negara agraris. Tanah yang luas merupakan salah satu potensi / keunggulan yang dapat dikembangkan untuk kemajuan negara. Tetapi, justru 2.894 dari 9.019 kursi kosong di 47 perguruan tinggi negeri adalah program studi pertanian dan peternakan (sumber : KOMPAS). Sumber daya agraris yang begitu melimpah akhirnya harus menjadi lahan yang siap dibangun dengan gedung, atau menjadi lahan komersial yang dijualbelikan untuk mendapat uang besar tanpa melihat masa depan. Pemerintah tidak melihat kenaikan angka ini sebagai sebuah potensi kemunduran, tetapi justru hanya melihat angka-angka bombastis angkatan kerja yang sudah mendapat pekerjaan, jumlah orang miskin yang berkurang, jumlah buta huruf yang berkurang, dsb. Nah, boro-boro negara Korea yang tidak punya lahan banyak (yang sebagian besar dikuasai oleh gunung) justru bisa menciptakan swasembada pangan.) Bisa jadi, mereka tidak melihat adanya masalah dari sini, sehingga ada pembelaan diri bahwa ini bukan termasuk melarikan diri dari masalah.. tapi lebih ke masalah TIDAK MAU TAHU masalahnya.
Justru masalah yang selalu terjadi di dunia politik menjadi isu yang cukup santer dan diperjuangkan oleh semua pihak. Para calon yang memasuki rana pilkada tahu dan siap menghadapi masalah. Ketika kekalahan muncul, tidaklah sedikit gugatan tentang adanya kekeliruan dalam Pilkada (hampir semua daerah .... hingga yang terkini .. yaitu Sumsel), justru terus diisukan tanpa melihat kepentingan negara yang lebih besar. Apakah artinya Pancasila dari sila ke 3 butir ke 1 ?
" Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. "
Cukup susah membedakan mana masalah yang perlu dihadapi dan mana masalah yang perlu dihindari. Tetapi, saya belajar dalam minggu ini untuk bisa menemukan ide baru dari masalah yang juga tidak jelas. Professor meminta untuk mencari masalah yang timbul di bidang logistik. Tetapi, mau mencari masalah apa ? masalah yang dimana ? terus... kalau sudah ketemu masalahnya, harus mencari solusinya. Nah... bagaimana bisa menemukannya ?
Yang sudah punya masalah aja bingung, ... justru ini yang nggak punya masalah disuruh cari masalah. Inilah kehidupan. Untuk menjadi maju, kita harus terus mencari masalah, menghadapinya, maju, dan menyelesaikannya. Janganlah kita mundur dari sebuah masalah. Masalah datang menghampiri kita untuk diselesaikan. Apabila kita masih diijinkan untuk menghadapi masalah, itu artinya kita dipersiapkan untuk menjadi seorang tentara yang siap berperang menghadapi musuh yang lebih besar lagi di kemudian hari. Percayalah... dan berusahalah untuk tetap maju.
Personal Branding
11 years ago
No comments:
Post a Comment