Thursday, May 29, 2008

Komunikasi menunjukkan kepribadian

Ada sebuah konferensi internasional yang diadakan di kampus saya, dimana saya sebagai anggota panitia bagian umum. Di akhir sesi konferensi akan diadakan kunjungan ke Hyundai Motor Company, pabrik mobil terbesar di Korea Selatan, khusus bagi peserta konferensi. Saya ingin sekali bisa bergabung di acara kunjungan tersebut. Oleh karena itu, saya bertanya ke teman-teman Korea lainnya. Dan, mereka mengajukan 2 nama orang yang bertanggungjawab acara secara keseluruhan. Katakanlah si A dan si B.

Ketika saya bertanya kepada si A, kira-kira beginilah diskusinya :
Saya : Bolehkah saya ikut perkunjungan ke Hyundai Industry ?
A : Tidak boleh.
Saya : wah, memangnya hanya untuk peserta saja ya ?
A : Pokoknya tidak boleh. (seraya pergi meninggalkan saya).

Saya jadi bingung dengan jawaban yang sepertinya tidak masuk akal. Kemudian, saya coba bertanya kepada si B, kira-kira beginilah diskusinya :
Saya : Saya akan senang sekali kalau diperbolehkan ikut perkunjungan ke Hyundai Industry.
B : Wah, kebetulan acara itu hanya diperuntukkan bagi peserta yang membayar, bukan para anggota panitia. Tetapi, kalau jumlah peserta terbatas, saya rasa professor akan mengundang mahasiswa asing untuk bergabung ikut dalam perkunjungan tersebut. Tapi, saya tidak bisa memastikannya. Tunggu saja kabar baik berikutnya.
Saya : ooo... kira-kira kapan diputuskan untuk dibuka bagi para panitia ?
B : Wah, saya tidak berani memastikan informasi ini. Tunggu saja informasi dari professor. (sambil tersenyum)

Kalau Anda jadi saya, tanggapan mana yang paling menyenangkan dan tidak mengecewakan ?

Semua orang pasti akan mengatakan bahwa Si B adalah tipikal orang yang baik, pemimpin yang perlu diteladani, pemimpin yang bisa dianggap bijaksana karena mengemukakan pendapat dengan sebuah alasan yang masuk akal dan dengan cara yang bijaksana pula. Tidak seperti si A, yang main hantam dengan kata "pokoknya" yang tidak jelas juntrungannya dan terlihat seperti tidak bertanggungjawab.

Siapa yang akan mendapat banyak simpati dari orang lain ?

Tentunya si B, bukan si A. Dari komunikasi kedua orang itu, kita bisa menilai kepribadian mereka masing-masing. Demikian juga diri kita masing-masing. Cara kita berkomunikasi akan menunjukkan pribadi kita. Dan, kepribadian kita akan menentukan bagaimana kita akan menjadi seorang pemimpin.

No comments: