Thursday, June 12, 2008

Tidak membantu = membantu ?

Hari ini saya terpojokkan dengan sebuah situasi yang sangat tidak menyenangkan. Saya dianggap sebagai orang jahat, karena tidak mau membantu teman saya dalam mengerjakan thesisnya pada saat-saat menjelang sidangnya.

Saya tidak tahu apakah definisi membantu yang dia pikirkan. (maklum, beda kebudayaan menyebabkan beda persepsi). Tetapi, reaksi dia hari ini menunjukkan sikap yang sungguh tidak menyenangkan dan menyalahkan saya sebagai akibat kegagalannya dalam ujian sidang thesis hari ini. Setiap kali bertemu dengan saya, perkataannya hanya satu. "I have a big problem".

Saya kembali bertanya kepada diri saya sendiri. Apakah saya bersalah dalam hal ini? Apakah saya harus bertanggung jawab atas kegagalannya ? Sebenarnya, ide yang dia kembangkan saat ini adalah ide yang telah saya kembangkan. Karena dia tidak pernah terlibat dalam diskusi pembahasan topik tersebut, akhirnya saya sendiri yang mengerti segala sesuatunya tentang topik tersebut. Pada beberapa waktu ini, saya juga disibukkan dengan berbagai tugas yang diberikan ke saya oleh beberapa professor sekaligus (bukan hanya 1, tetapi beberapa professor). Dan, saya merasa bahwa saya perlu konsentrasi terhadap tugas saya, sehingga saya membiarkan dia untuk mengerti dengan usahanya sendiri agar bisa lulus dari sidang thesis.

Setelah merenung cukup lama, meski saya tidak bermaksud demikian, tetapi saya dapat mengasumsikan bahwa saya telah membantu dia dengan tidak memberikan bantuan. Apa maksudnya ?

Kalau saya berpikir positif, artinya saya memberi kesempatan bagi dia untuk belajar mandiri. Dengan tidak membantu dia saat ini, artinya saya membantu dia untuk berusaha sendiri dengan usaha dan kemampuannya sendiri.

Dalam kehidupan ini, tidak selamanya kita bisa hadir untuk membantu orang lain. Ada saatnya kita perlu untuk berkata "tidak". Segala sesuatu itu ada saatnya. Sama seperti berkat yang diberikan Tuhan kepada kita. Tidak selamanya berkat itu datang pada saat yang kita menginginkannya, tetapi berkat itu datang pada saat kita membutuhkannya. Dan, berkat itu tidak selamanya seperti yang kita minta, tetapi berkat itu akan datang seperti yang kita butuhkan.

Saya bersyukur bahwa saya masih bisa membagi berkat di tengah kegalauan saya saat ini. Dan, biarlah pengalaman ini bisa menjadi sebuah cerita positif bagi setiap anda, yang pada saat ini juga mengalami hal yang sama dengan saya; dibenci, dimusuhi, dikucilkan karena tidak memberi bantuan seperti yang diinginkan orang lain. Tidak selamanya perihal memberi bantuan = membantu orang lain. Tidak membantu orang lain, itu juga membantu orang lain tersebut menjadi lebih dewasa.

No comments: