Friday, July 4, 2008

Perubahan membutuhkan usaha

Sebuah perubahan bukan hanya berbicara visi, tetapi membutuhkan usaha yang sangat besar. Setelah "dihajar" dengan demonstrasi warga selama 2 bulan lebih tentang isu impor sapi gila dari Amerika Serikat, Presiden Korea Selatan akhirnya juga tidak bisa bernegosiasi dengan Washington untuk meloloskan keinginan warganya. Dan, perubahan yang dilakukan hanyalah sebatas pengaturan aturan karantina daging sapi yang bermasalah dan sistem pemeriksaan yang diperketat seputar isu sapi gila.

Protes keras tetap menghantui beberapa kota besar, meski Presiden dan kabinetnya menjamin keamanan daging sapi yang akan masuk ke Korea Selatan. Alhasil, para pelaku industri makanan (restoran dan supplier) semua menempelkan label "Daging sapi impor dari Australia" untuk mengurangi kekhawatiran penurunan penjualan dari industrinya.

Dengan melihat perilaku konsumen, para ahli tidak tinggal diam dengan keadaan yang semakin tidak menentu. Para ahli pemasaran bertindak cerdik dengan memberikan diskon tunda, yang membuat para konsumen berharap akan mendapatkan daging sapi impor Amerika yang harganya jauh lebih murah hingga 60% dari harga daging sapi Korea.

Peningkatan volume penjualan yang dialami toko daging di Seoul pun terjadi. Toko daging ini tidak pernah memperkirakan bahwa dagingnya akan terjual sedemikian larisnya. Dalam sehari buka, setelah tokonya tutup beberapa hari dan memberi penawaran "big sale" untuk daging sapi Amerika pada saat akan buka lagi, toko ini mendapatkan pendapatan 1.5 juta won (atau setara 15 juta rupiah) untuk penjualan daging sapi Amerika.

Meski orang masih dihantui perasaan cemas adanya penyakit sapi gila, tetapi perilaku konsumen membeli produk dengan harga murah dan jaminan kesehatan yang dipastikan oleh pemerintah tetap memegang dominan dalam ekonomi. Sepertinya, kita akan melihat perubahan masyarakat Korea secara perlahan. Mereka akan bisa menerima daging sapi impor dari Amerika pada suatu hari nanti.

Perubahan tentunya membutuhkan usaha dan pengorbanan. Pengorbanan materi bahkan pengorbanan harga diri seorang presiden turut ambil bagian dari masalah daging impor ini. Semoga semua pengorbanan ini membawa ke arah yang lebih baik.

No comments: