Tuesday, January 8, 2008

Visi - Think Big

Ketika saya masih SD, teman2 selalu bilang - buat apa cari yang sulit kalau kita bisa menyelesaikan soal dengan cara yang mudah. Namun, dengan berjalannya waktu, kehidupan bertambah kompleks - permasalahan bertambah rumit, dan banyak hal yang membutuhkan kebijaksanaan dalam menyelesaikan persoalan kehidupan, bukan hanya persoalan ujian di sekolah yang menghasilkan nilai kelulusan.

Dengan terbiasanya pola hidup mencari cara yang mudah, hal ini sepertinya tertiup ke segala aspek kehidupan. Bahkan, banyak orang juga bakalan berpikir seperti saya, ketika menghadapi sebuah persoalan hidup. Kalau kondisi tempat kerja tidak enak, cari saja tempat kerja lain yang lebih enak. Kalau tempat tinggal tidak layak, cari tempat tinggal lain yang lebih layak. Kalau makanan di rumah tidak enak, pergi ke restoran saja. Kecenderungan ini membuat karakter kita tidak terasah dalam menghadapi kesulitan hidup dan membuat diri kita semakin mudah melarikan diri dari masalah. Mencari cara yang paling mudah untuk menyelesaikan masalah akhirnya berakar dan menjadi budaya yang cukup kuat di banyak kalangan masyarakat.

"our lives are not made by the dreams we dream but by the choices we make". Mengutip sebuah renungan kehidupan yang ditulis di Our Daily Bread, "choices" ada di tangan kita. Kehidupan yang selalu mencari cara yang mudah membuat kehidupan kita seakan hambar dan biasa-biasa saja. Ketika kita melihat sebuah tantangan besar menghadang, kita selalu bisa mencari 1001 alasan untuk mempermudah tantangan tersebut (atau bahkan menghindar dan menjauhi tantangan tersebut)

Inilah hidup manusia yang akhirnya tidak siap dalam berpikir besar (Think Big). Ketika melihat sesuatu yang besar, sepertinya ini adalah hal yang sulit. Kalau ada yang mudah, kenapa cari yang susah ?

Apakah pernah Anda membayangkan bagaimana Terusan Panama dibuat ? 4 tahun pembuatan terusan Panama yang akhirnya dibuka 1940an adalah sebuah proses yang membutuhkan ketekunan luar biasa. Banyak orang menyangsikan hasil Terusan Panama pada saat itu. Puluhan ribu orang dikerahkan untuk mega proyek yang menghabiskan jutaan dollar (pada masa itu). Hutan dipangkas dijadikan kanal. Rawa dimodifikasi menjadi bendungan. Alam yang tidak kondusif harus diatasi dengan pola pikir "engineering". Resiko demi resiko harus dihadapi untuk mendapatkan sebuah manfaat yang besar bagi dunia ini.
Banyak orang berpikir bahwa itu SULIT. Tetapi, Kennedy memilih orang-orang yang tepat untuk memimpin mega proyek tersebut, sehingga akhirnya Terusan Panama - saat ini - dapat dinikmati oleh para Logistic Vendor di dunia. Terusan Panama dapat memotong waktu perjalanan sebuah kapal muat container lebih dari 80% waktu perjalanan. Bukan hanya kapa muat container saja, tetapi banyak kapal-kapal lain menggunakan Terusan ini untuk mempersingkat perjalanan yang seharusnya berputar ke bagian Selatan terlebih dahulu. Dan, negara Panama mendapatkan keuntungan secara finansial dari adanya Terusan tersebut.

Opini kompas hari ini (9 Januari 2008) menuliskan mengenai perbedaan persepsi antara permasalahan dan solusi. Bencana banjir yang kerap terjadi - terutama setelah sungai Bengawan Solo meluap - seakan-akan hanya dapat ditanggulangi dengan pembuatan 20 waduk pengendali banjir dan penanggulangan akibat pembalakan liar yang membuat ekosistem semakin rusak. Hal ini tentunya tidak salah, tetapi justru saling melengkapi. Namun, pemikiran ini belum dilengkapi dengan dasar pemikiran yang lebih empiris yang bisa menyelesaikan permasalahan dalam jangka panjang. Solusi yang pernah dilakukan dulu seakan menjadi satu-satunya solusi yang memungkinkan tanpa melihat studi empiris yang lebih mendalam. Sebagai contoh, bagaimana negara Belanda yang mampu mengatasi banjir berkepanjangan yang dikarenakan negara ini berada di bawah permukaan laut. Pada saat muncul ide-ide solusi alternatif, banyak hal yang dialami pemerintah. Kesulitan demi kesulitan dihadapi, kritik diterima dan dijelaskan dengan studi yang lengkap. Dan, saat ini rakyat Belanda merasakan manfaat dari kesulitan dan keterpurukan yang berkepanjangan.

Masih banyak cerita kehidupan yang lainnya. Apa yang dipikir oleh orang sebagai sebuah kesulitan, apabila kita bisa bertekun - berusaha - berdoa - dan berserah, maka semuanya itu akan menghasilkan sebuah cerita yang bahkan kita tidak akan bisa mempercayainya. Yang Maha Kuasa akan memberikan tuntunan bagi siapa saja yang berserah dan berusaha serta berdoa memohon kekuatan dan penyertaanNya.

Bagaimana dengan diri kita ? Siapkah kita untuk berpikir Besar (Think Big) ?

No comments: