Friday, October 24, 2008

Anda punya waktu 3 menit!

Kemarin saya mengalami sebuah hal yang cukup menegangkan. Saya bersama rekan-rekan satu laboratorium harus men-demo-kan sebuah software buatan lab kami sebagai hasil dari sebuah penelitian. Dan, kami harus bisa menunjukkan hasil real dari software tanpa ada kesalahan apapun kepada direktur dari Research Center. Kesalahan sekecil apapun akan menimbulkan masalah yang cukup besar bagi masa depan lab kami.

Tiba di harinya untuk demo, ternyata ada banyak hal yang terjadi di luar dugaan. Banyak error bermunculan dan perlu pekerjaan yang sangat detail untuk meminimalkan error yang terjadi. Tetapi, karena anggota lab kami hanya 3 orang (1 orang mahasiswa baru, dan 1 orang lain mengerjakan bagian yang lain) maka hanya saya yang bekerja. Dan, sepertinya hal itu tidak mungkin dikerjakan hanya oleh 1 orang saja.

Pada saat jam presentasi, kami semua hanya bisa berharap-harap cemas agar program bisa berjalan lancar dan direktur tidak bertanya macam2. Dan, ketika beliaunya datang, beliau mengatakan "mohon presentasinya singkat, jelas, padat dalam 3 menit saja karena saya ada hal-hal lain yang harus saya selesaikan". (sambil dia menekan stopwatch untuk memperhatikan benar2 apakah waktu'nya tepat 3 menit)

3 MENIT ??? Waaaa... ini presentasi tersingkat yang saya pernah hadapi. 3 menit presentasi yang akan menentukan masa depan lab kami. Mau tidak mau, kami harus berpikir singkat bagaimana cara memberi kesan baik kepada sang direktur.

1 menit pertama, presentasi yang dibawakan oleh teman Korea saya berhasil memukau. Dan, pada menit ke-2 dia langsung menyampaikan pesan kepada asistennya mengenai hal-hal yang perlu dilakukan di kemudian hari. Dan, berakhirlah presentasi kami pada menit yang ke3.

Sungguh sebuah pengalaman yang menghebohkan. 3 menit yang tidak pernah kami duga akan dilalui dengan perasaan yang sangat deg-degan. Dan, tentunya kami harus bisa survive dengan perubahan sewaktu-waktu seperti itu, dimana persiapan kami adalah 10 menit presentasi.

Sama dengan hidup kita, semuanya ingin yang serba instan. Semakin cepat selesai, akan semakin baik. Oleh karena itu, berikan hasil yang terbaik dengan waktu yang sesingkat mungkin. Itulah impian dunia masa depan. Tetapi, bagaimana dengan hidup kita ? Berikan hasil yang terbaik dengan investasi waktu yang kita miliki. Itu akan menunjukkan kualias hidup kita.

Wednesday, October 15, 2008

Tetap bertahan & bertekun

Minggu-minggu ini adalah hari-hari yang paling melelahkan sepanjang studi saya. Bagaimana nggak capek, setiap hari mendengar teguran dan omelan dari professor ? Bagaimana nggak capek, setiap jam mendengar omelan dari senior ? Bagaimana nggak capek, kesalahan yang terjadi tidak bisa aku perbaiki dengan cepat karena aku sendirian ? Sendirian dan sendirian. Pekerjaan besar yang harus dilakukan sendirian. hmmmmm.....

Dalam hal ini, siapa yang salah ?

Saya rasa, ketika sebuah badai hidup terjadi, tidaklah tepat untuk mencari siapa yang salah. Alangkah indahnya ketika kita bisa fokus untuk menyelesaikan masalah daripada mencari masalah yang baru.

Pingin rasanya semua badai ini segera berlalu. Pingin rasanya semua masalah ini selesai. Tetapi, saya belajar bagaimana harus bisa bertahan dan bertekun sampai hari H-nya. Saya mengerti bahwa tekanan berat membuat setiap orang bisa melakukan hal-hal yang aneh dengan tingkat emosional yang cukup tinggi.

Tidak banyak hal yang bisa saya ungkapkan dengan kata-kata. Tetapi, ketika kita sendiri yang menghadapi badai itu, maka kita akan merasakan bagaimana seharusnya kita bersikap. Sungguh amat berat. Tetapi, hidup tetap harus berjalan. "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami tidaklah melebihi kekuatanmu". Tuhan pasti akan memberi kekuatan senantiasa. Percayalah.....

Monday, October 13, 2008

Pernah merasakan dimarah2in setiap saat ?

Apakah anda pernah merasakan dimarah-marahin setiap saat ? Apakah anda merasa sakit hati dengan kemarahan itu ? Atau, justru anda lebih mawas diri agar anda tidak dimarahin terus-terusan ?

Tentunya perasaan kita akan menjadi sakit ketika kita dimarahi tentang sebuah hal yang sudah kita lakukan tetapi kurang baik. Kesannya... udah kerja kok masih aja dicari-cari kesalahannya. Atau, mungkin lebih ke arah udah berusaha kok nggak dihargai.

Itulah pemikiran manusia pada umumnya. Ketika kita melihat sesuatu yang negatif, sepertinya itu selalu negatif, negatif dan terus negatif. Tetapi, apakah anda pernah melihat sesuatu yang positif di balik kemarahan yang dilontarkan kepada anda ?

Kemarahan yang ditujukan kepada kita itu adalah sebuah signal yang mengindikasikan perlunya kita mawas diri. Kita perlu berpikir bahwa orang marah dikarenakan kita melakukan sebuah hal yang keliru menurut pandangan orang lain, bukan pandangan kita. Dan, bagaimana seharusnya kita melihat keinginan orang lain seperti mengakomodasi keinginan kita sendiri. (seperti ada Hukum Allah yang mengatakan, kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.)

Ketika kita bisa melihat sisi positif kemarahan itu kepada sebuah bentuk evaluasi diri kepada kita, maka kita akan senantiasa bersyukur karena masih ada orang yang mau marah2 kepada kita dan mengingatkan bahwa kita belum menjadi orang sempurna. Kita perlu bersyukur, masih ada orang yang mau mengingatkan kita untuk terus bertumbuh.

Pengalaman pribadi saya dalam 1 minggu ini menjadi sebuah perenungan. Kemarahan professor saya masih dalam batas yang masuk akal karena saya melakukan kesalahan (walaupun kesalahan itu kecil). Dan kemarahan yang terjadi itu untuk memberi saya lecutan agar mau semakin menjadi berkualitas dan maju.

Oleh karena itu, janganlah kita langsung menjadi tawar hati ketika dimarah-marahin. Anggaplah sebuah kemarahan itu sebagai sebuah "nasehat" kepada kita untuk menjadi lebih baik. Janganlah kita marah kepada orang yang marah2 kepada kita. Karena, pembalasan adalah hak Tuhan, bukan hak kita.

Biarlah kita senantiasa hidup dalam damai dan saling menghargai tanpa amarah maupun dengki.

Dimarah-marahin setiap saat ? siapa takut....... (Ora et labora).....

Thursday, October 9, 2008

Inti Komunikasi

Inti dari komunikasi adalah saling memahami satu sama lain.

Ketika kita tidak memahami sebuah bahasa, sepertinya kita jadi seperti boneka hidup... yang mencoba memahami apa yang sedang kita dengar dan mencoba menjawab dengan kemampuan kita.

Pada saat-saat ini, saya cukup tertekan dengan kendala komunikasi. Boleh dikata, pengalaman saya ini adalah sebuah berkat... tetapi bisa juga dikatakan sebagai sebuah ujian hidup.

Professor saya saat ini senang sekali berkomunikasi dengan saya menggunakan bahasa Korea. Tentunya ini adalah sebuah hal yang tidak lumrah, karena saya dijanjikan bahwa semua komunikasi akan menggunakan bahasa Inggris. Pada saat rapat, dimanapun ketika professor bertemu dengan saya, beliau pasti menggunakan bahasa Korea untuk berkomunikasi dengan saya.

Mau bete ? Mau marah ? Nyatanya emang professor saya mengerti bahwa saya bisa memahami apa yang dia katakan. Dia mencoba memilih kata-kata yang sederhana untuk bisa saya cerna. Dan, ketika saya tidak mengerti... dia memberi penjelasan dalam bahasa Inggris. Saya pun tidak terlena begitu saja. Saya selalu menjawab professor saya dengan bahasa Inggris karena kemampuan bahasa Korea saya yang masih belum menggapai level "speaking".

Saya merasa bahwa ini adalah sebuah ujian bagi diri saya untuk naik ke level berikutnya. Sudah saatnya saya untuk mengerti bahasa Korea agar nantinya (di masa depan) saya bisa merasakan manfaat belajar di Korea. Masalahnya... apakah memang bisa nyambung dengan komunikasi menggunakan bahasa yang berbeda ?

Ternyata, perbedaan bahasa bukan menjadi penghambat kami berkomunikasi. Kami masih bisa berkomunikasi dengan baik. Professor saya menggunakan bahasa Korea kepada saya dan saya menggunakan bahasa Inggris kepada professor saya. Alhasil, kami masih bisa memperbincangkan banyak hal, termasuk proyek, paper, dan kehidupan sehari-hari.

Inti dari komunikasi adalah pemahaman dari individu yang berkomunikasi. Pemahaman satu sama lain bisa berbeda, tetapi ketika kita bisa memahami makna bahasa yang sedang disampaikan dan kita bisa menjawab dengan bahasa yang mudah dicerna oleh lawan bicara kita, maka komunikasi pun terjalin.

Bahasa bukanlah masalah dalam berkomunikasi. Tetapi itikad baik, pemahaman yang tepat, dan isi yang benar dari komunikasi, itulah yang menjadikan komunikasi bisa berjalan dengan baik. Kalau boleh saya bertanya, apa bisa manusia berkomunikasi dengan Tuhan ? Ada lebih dari 1000 bahasa di dunia ini (termasuk bahasa daerah masing-masing wilayah). Manusia pun tidak sanggup untuk menguasai 1000 bahasa tersebut. Tetapi, setiap manusia yang diciptakanNya mampu berkomunikasi, bercakap-cakap dengan Tuhan. Artinya, ketika kita berkomunikasi... kita memahami siapa Pencipta kita, apa isi komunikasi kita, dan itikad kita berkomunikasi .. karena Pencipta kita telah memahami kita sebelum kita berkomunikasi denganNya. Tuhan kita tidak perlu menguasai 1000 bahasa tersebut, karena Dia adalah Pencipta kita, Pencipta alam semesta yang memahami ciptaanNya.

Jangan takut berkomunikasi walaupun beda bahasa. Bahasa beda bukanlah kendala komunikasi. Tetapi, itikad baik, pemahaman yang tepat dan isi yang benar.. itulah yang menjadi penghambat komunikasi.

Tuesday, October 7, 2008

Kasih yang terlihat nyata

Bagaimana kita bisa mengasihi Pencipta kita yang tidak kelihatan apabila kita tidak mengasihi sesama kita yang kelihatan ?

Pernahkah Anda merasa bahwa seseorang mengkhianati Anda ? Pernahkah Anda merasa bahwa seseorang sedang membenci Anda ? Pernahkah Anda merasa bahwa seseorang sedang merongrong Anda dengan segenggam fitnahan ? Pernahkah Anda merasa bahwa seseorang sedang membicarakan hal yang buruk tentang Anda ?

Semua orang pasti pernah merasakan hal-hal tersebut diatas. Bagaimana sikap hidup kita terhadap hal-hal di atas ? Apakah kita harus tinggal diam ? Apakah kita harus membalas ? Apakah kita harus mengadu ke polisi ? Apakah kita harus mengadu ke pemimpin kita ?

Apabila kita percaya bahwa Tuhan itu ada, apabila kita mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Tuhan, maka seharusnya kita bisa memberikan kasih yang nyata itu. Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa kita mengasihi Tuhan (yang tidak pernah terlihat dengan mata kita) apabila kita tidak bisa mengasihi sesama kita (yang selalu terlihat dengan mata kita)?

Mengasihi tanpa syarat... adalah sebuah hal yang mutlak bagi setiap orang yang percaya pada Tuhan.

Monday, October 6, 2008

Ujian karakter yang baik (2)

Korea Times hari ini menuliskan bahwa seorang artis meninggal dunia karena bunuh diri dengan cara gantung diri di kamar mandinya. Setelah mencari sejumlah bukti dan saksi, maka disimpulkan bahwa penyebab kematiannya adalah putus dengan pacar laki-lakinya.

Jang Chae-won, seorang artis yang mengikuti jejak Harisu dengan melakukan transformasi seksual dari pria menjadi wanita, merasa terluka hatiinya karena diputus oleh pacarnya. Hal ini dikonfirmasi dengan penulisan di blog Jang yang ditulis sebelum kematiannya dengan mengatakan : "Maafkan saya ibu, saya akan melakukan lebih baik di waktu mendatang".

Terlihat bahwa aksi bunuh diri yang dilakukan oleh para artis (ini adalah kejadian ke-3 berurutan dalam kurun waktu 1 bulan) juga akan diikuti oleh para masyarakat. Terbukti bahwa ada 439 telpon masuk dalam konsultasi masalah kejiwaan yang disediakan oleh pemerintah Seoul di bulan September, dibandingkan dengan bulan Agustus yang hanya berjumlah sekitar 220 telpon.

Aksi bunuh diri artis awal yang dilakukan oleh Ahn Jae-Hwan (September 8th) dengan menengguk racun terbukti dilakukan oleh sedikitnya 3 orang lain dalam waktu setelah kematiannya. Dan, lebih dari 5 orang terbukti bunuh diri dengan gantung diri setelah kematian artis Choi Jin-sil (October 2nd).

Permasalahan yang kita hadapi bukanlah harus diakhiri dengan cara mengakhiri hidup. Masalah yang sedang kita hadapi adalah sebuah ujian karakter bagi kita, dimana kita akan meraih hasil yang indah setelah berhasil lulu dalam ujian tersebut.

Aksi bunuh diri ternyata masih menghantui negara Macan Asia yang terkenal dengan ginseng'nya. Semoga ada hal-hal positif yang bisa dilakukan oleh pemerintah Korea untuk mengurangi jumlah kematian akibat bunuh diri.

Ujian karakter yang baik

Sebuah ujian karakter yang baik adalah melihat sikap hidup seseorang ketika dia salah mengambil keputusan. Apakah benar demikian ?

Pada suatu hari, saya membaca sebuah kartu ucapan ulang tahun (belated birthday) yang bergambar seekor simpanse memegang sebuah telpon dan ada tulisan yang berbunyi demikian

"Sebaiknya aku tidak mendengar... seberapa besar kamu marah karena aku melewatkan ulang tahunmu. Maksudku, bagaimanakah engkau tahu kala itu aku sedang dalam kecelakaan yang sangat fatal dan terbaring lumpuh di jalanan ? .... Memang, aku telah melupakan ulang tahunmu, tetapi aku juga tidak menerima sebuah telpon yang menanyakan bahwa aku baik-baik saja. Yang aku inginkan adalah agar kamu mempunyai alasan yang tepat untuk mengatakan mengapa aku tidak mendengar kabar apapun pada saat ulang tahunmu."

Menarik bukan ? Siapa yang salah, hayooo ? Si pemberi selamat atau yang ulang tahun ?

Ketika kita bersalah, ketika kita salah mengambil keputusan, ketika kita berjalan pada arah yang salah, ketika kita melakukan perbuatan yang kita anggap keliru, kita cenderung untuk mencari banyak alasan agar kita terhindar dari kesalahan yang dimaksud. Hal itulah yang juga dilakukan oleh Adam, ketika menerima buah pengetahuan baik dan jahat dari Hawa. Dia justru mencari pembenaran bahwa dirinya tidak bersalah karena Hawa yang memberikannya.

Berani mengatakan bahwa saya yang salah (ketika memang benar saya yang bersalah) adalah merupakan sebuah ujian karakter bagi diri kita. Dan, ujian itu bukan untuk mencobai kita, tetapi untuk menempa diri kita menjadi seseorang yang lebih tangguh dan semakin serupa dengan Pencipta kita.